SMP NEGERI 2 SUSUT

"Peningkatan Kesuksesan Belajar Melalui Bidang Bimbingan TIK Dalam Pelaksanaan UNBK Siswa Kelas XI SMP Negeri 2 Susut Dengan Layanan kelompok "

Written By Bangli Era Baru on Sunday, June 9, 2019 | 7:44 PM



KAJIAN PUSTAKA


A. Bimbingan
a. Pengertian Bimbingan TIK
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada murid dengan memperhatikan murid itu sebagai individu dan makhluk sosial, serta memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan individu agar murid itu dapat membuat tahap seoptimal mungkin dalam proses perkembangannya dan agar ia dapat menolong dirinya, menganalisa dan menemukan masalah­-masalah temuannya itu demi memajukan kebaha-giaan hidup terutama ditekankan pada kesejahteraan jiwa (mental), Balitbang, (1978 : 2).
Menurut Pedoman PPL UMN Malang (1999), Bimbingan belajar siswa adalah upaya mengenal, memahami dan menetapkan siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan kegiatan mengidentifikasi, mendiagnosa, memprognosa dan memberikan pertimbangan pemecahan masalah.
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang ditujukan kepada individu atau kelompok siswa agar yang bersangkutan dapat mengenali dirinya sendiri, baik kemampu-an yang dimilikinya maupun kelemahannya agar selanjutnya dapat mengambil keputusan dan dapat bertanggungjawab dalam menentukan jalan hidupnya atau memecahkan sendiri kesulitan yang dihadapi serta dapat memahami lingkungannya, secara tepat sehingga dapat memperoleh kebahagiaan hidupnya.
*   Langkah-langkah bimbingan belajar
l.   Mengenal siswa yang mendapat kesulitan belajar dengan menggunakan norma atau ukuran kriteria tertentu.
2.  Mencari sebab-sebab siswa mendapat kesulitan.
3.  Mencari usaha untuk membantu memecahkan kesulitan-kesulitan itu.
4.  Mengadakan pencegahan supaya kesulitan yang dialami seseorang tidak menular kepada yang lain, Sutijono, S. (1991 : 49).
Jika permasalahan siswa tidak segera ditemukan solusinya, siswa akan mengalami kegagalan atau kesulitan belajar yang dapat mengakibatkan rendah Kesuksesannya/tidak lulus, rendahnya Kesuksesan belajar, minat belajar atau tidak dapat melanjutkan belajar, S. Sucitae, (1972 : 2).
Langkah-langkah yang ditempuh untuk menjamin keberhasilan belajar adalah : 1) Identifikasi masalah siswa, 2) Diagnosa, 3) Prognosa, 4) Pemberian Bantuan, 5) Follow up (tindak lanjut).
1) Identifikasi Masalah Siswa
Identifkasi masalah siswa adalah untuk menentukan siswa yang mengalami kesulitan belajar yang sangat memerlukan bantuan. Langkah ini "sangat mendasar sekali" dan merupakan awal kegiatan bimbingan terhadap siswa yang bermasalah, untuk menentukan masalah yang dialaminya.
Dalam bimbingan belajar siswa, masalah yang terjadi dijaga, kerahasiaannya. Dikandung maksud agar siswa yang mengalami permasalahan tidak terbebani, tidak ragu dan tanpa rasa takut mengungkapkan permasalahannya dengan jujur. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawan-cara, dan instrumen.
2) Diagnosa
Diagnosa dilakukan dalam bimbingan belajar, diartikan sebagai rumusan-rumusan masalah siswa, jenis kesulitan serta latar belakang kesulitan dalam Bidang Pribadi, serta kesulitan belajar atau masalah yang mengganggu aktivitas-nya sehari-hari, sehingga mempengaruhi belajarnya.
3) Prognosa
Prognosa merupakan kegiatan memperkirakan permasala-han, apabila siswa yang mengalami kesulitan belajar tidak segera mendapat bantuan. Bertujuan untuk menentukan bantuan yang dapat diberikan kepadanya.
4) Pemberian Bantuan
Bantuan yang diberikan dengan menggunakan pengarahan, motivasi, belajar. Cara mengatasi masalah kesulitan belajar melalui latihan-­latihan dan tugas baik individu maupun kelompok, secara rutin.
5) Tindak Lanjut
Tindak lanjut kegiatan bimbingan belajar, untuk mengevaluasi sejauh mana keberhasilan atau ketidakberhasilan, usaha-usaha memberikan bantuan pemecahan masalah yang telah diberikan.
b. Fungsi Bimbingan Belajar
1) Fungsi Koratif
Tindak lanjut dari bimbingan belajar adalah merupakan usaha memperbaiki kekurangtepatan yang sebelumnya dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas antara lain "kekurangan dalam merumuskan tujuan, dalam menggunakan metode, dalam menggunakan media (alat bantu mengajar) pemilihan bahan dan materi pelajaran dalam menyusun evaluasi dan pengelolaan pelajaran.
2) Fungsi Penyesuaian
Bimbingan belajar adalah salah satu motivasi ekstrinsik agar siswa menyesuaikan diri dengan situasi belajar di kelas. Siswa dapat belajar sesuai dengan kondisi pribadinya, sehingga ia memiliki peluang yang besar untuk mencapai Kesuksesan belajar yang lebih baik.
3) Fungsi Akselerasi
Siswa yang lambat belajar dapat ditingkatkan kecepatan belajarnya melalui program bimbingan belajar, karena bahan, materi, waktu yang disediakan telah disesuaikan dengan kesulitan yang dialami siswa.
4) Fungsi Terapi
Langsung atau tidak langsung pemberian bimbingan belajar sedikit demi sedikit menyembuhkan atau memperbaiki kondisi kepribadian siswa yang menunjukkan adanya penyimpangan tingkah laku belajar. Pentingnya pemberian bimbingan belajar dapat dilihat dari berbagai segi, kenyataan menunjukkan bahwa masih ada siswa dalam satu kelas yang Kesuksesan belajarnya rendah jauh dibawah Kesuksesan belajar rata-rata kelas. Dari segi guru bahwa guru memiliki tanggung jawab atas keberhasilan siswa seluruh kelas, atau tanggung .jawab atas tercapainya tujuan pembelajaran yang telah diterapkan.
c. Teknik Pemberian Bimbingan
Ada beberapa teknik pemberian bimbingan belajar antara lain :
1) Bimbingan individual, diberikan kepada beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar yang berbeda-beda dengan cara memberikan bimbingan secara langsung berupa latihan atau penugasan secara individu.
2) Bimbingan Kelompok
a.  Bimbingan kelompok kecil
Bimbingan kelompok kecil antara 2-5 siswa, bantuan ini berupa kelompok kecil. Dengan cara latihan kelompok atau tugas kelompok salah satu teman yang pandai menjadi tutor sebaya.
b.  Bimbingan kelompok besar, terdiri dari 6-10 siswa peranan guru sebagai motivator, yang membimbing sekelompok siswa aktif belajar. Dalam kegiatan ini guru menciptakan situasi agar diskusi terjadi. Sehingga semua anggota kelompok dapat ikut aktif dalam diskusi, sehingga semua anggota kelompok dapat ikut aktif dalam diskusi. Materi dapat berupa latihan atau penugasan yang terkait dengan pembelajaran Bidang Bimbingan Pribadi dan SosialMateri Psikologi Remaja. Guru berkewajiban untuk memberikan bimbingan dan bantuan khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar mampu mengatasi kesulitannya sendiri dengan baik. Adapun langkah yang harus ditempuh telah diuraikan "di depan" (Identifikasi masalah siswa, diagnosa prognosa, pemberian bantuan, follow up (tindak lanjut). Pada intinya belajar itu dipengaruhi 2 faktor : 1) faktor intrinsik dan 2) faktor ekstrinsik.
1) Pengaruh intrinsik
Kemungkinan kondisi siswa pada waktu mengerjakan tugas, tidak belajar, kelelahan kurang tidur dan lain sebagainya.
2) Pengaruh ekstrinsik
a)  Materi Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialdiberikan guru terlalu mudah atau terlalu sulit, sebab materi yang terlalu mudah membuat siswa tidak respon (tidak tertantang) karena bosan dapat berakibat frustasi, apabila materi terlalu sulit.
b) Kemungkinan kegiatan pembelajaran kurang efektif dan menarik sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar. Dari dua pengaruh di atas siswa mengalami kesulitan belajar.

B. Motivasi
1. Pengertian  Motivasi
Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat "upaya" yang tinggi untuk tujuan-tujuan tertentu yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuh kebutuhan individu. Unsur "upaya" merupakan ukuran intensitas, bila seseorang termotivasi, akan mencoba sekuat tenaga dan pikiran untuk belajar lebih baik.
Menurut W.J.S. Poerwadarminta (1984 : 655) dikatakan kata motivasi ditinjau dari bahasa dapat diartikan sebagai daya pengarah untuk melakukan sesuatu, demi tercapainya tujuan.
Sedangkan Sukarni Sitiyono, (1992 : 56) mengatakan bahwa "motivasi" merupakan, suatu dorongan yang ada dalam diri siswa (individu) untuk menggerakkan suatu aktivitas tertentu dalam rangka mencapai tujuan.
Tujuan yang dimaksud adalah Kesuksesan belajar siswa meningkat, untuk Peningkatan Kesuksesan belajar itu guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif taat ruang yang menyenangkan kreatif dan pembelajaran serta menciptakan kedisiplinan. Sebab kedisiplinan merupakan "kata kunci" untuk mencapai suatu keberhasilan utamanya disiplin waktu. Siswa dibiasakan hidup disiplin, teratur lalu tanggung jawab baik di rumah maupun di sekolah.
Disiplin dalam mengerjakan tugas dapat tepat waktu sesuai yang telah ditentukan. Dengan demikian motivasi itu akan timbul yang akhirnya secara sadar akan terbiasa. Sebab motivasi itu bukan dibawa sejak lahir tetapi perlu dibentuk dilatih, ditimbulkan, dibimbing, dan didorong, agar siswa termotivasi untuk belajar.
2. Macam-Macam Motivasi
Motivasi ada dua macam yaitu, motivasi a) intrinsik dan b) motivasi ekstrinsik.
a) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi dari dalam. Karena dalam diri siswa sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, maka yang dimaksud motivasi intrinsik dorongan dari dalam diri siswa ingin mencapai suatu tujuan dalam suatu pembelajaran.
b) Motivasi ekstrinsik
Motivasi dari luar adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya, aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan rangsangan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar
Dengan kata lain motivasi dapat diartikan sebagai daya upaya seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan sebagai daya upaya seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
a) Situasi rumah
Ciptakan situasi rumah tangga yang harmonis jangan ada perselisihan diantara anggota keluarga, ciptakan suasana keluarga yang kondusif, sehingga siswa termotivasi untuk belajar.
b) Sarana belajar
Orang tua hendak memperhatikan sarana belajar baik berupa buku, alat tulis, dan lain sebagainya. Sarana belajar hendaknya tersedia, dengan lengkap dan dalam keadaan baik. Artinya sarana belajar itu tidak hanya dilihat ada tidaknya, namun masih layak dipakai atau tidak, Budi Santoso, D. (1992 : 52).
c) Kesempatan Belajar
Kesempatan belajar yang dimaksud adalah penyediaan waktu yang cukup dalam suasana damai, tenteram, dalam suasana keluarga yang kondusif.
d) Pengawasan orang tua
Pengawasan kepada anak-anak itu penting sekali untuk menimbulkan kecenderungan gemar belajar, karena ada perhatian orang tua kepada anaknya. Pengawasan tersebut tidak berarti menghambat anak belajar atau menekan cara belajar, tetapi bersifat mendorong anak untuk belajar sendiri.
4. Keadaan di Sekolah
Ada sepuluh sikap baik yang disukai anak :
a.  Suka menolong pekerjaan sekolah dan menerangkan pelajaran dengan jelas dan mendalam serta menggunakan contoh-contoh yang baik dalam pengajaran.
b.  Periang dan gembira, memiliki perasaan humor dan suka menerima lelucon.
c. Bersikap bersahabat, merasa sebagai seorang guru dalam kelompok kelas.
d. Menaruh perhatian dan memahami muridnya.
e.  Berusaha agar tampil menarik dapat membangkitkan keinginan dapat membangkitkan keinginan bekerjasama dengan murid.
f. Tugas sanggup menguasai kelas dan dapat membangkitkan rasa hormat pada anak didik.
g.  Tidak ada yang lebih disenangi dan pilih kasih.
h.  Tidak suka mengomel dan mencela.
i. Anak didik merasakan benar-benar merasakan bahwa ia mendapat sesuatu dari guru.
j. Mempunyai pribadi yang dapat diambil contoh dari murid dan masyarakat lingkungan.
Profil guru yang ideal adalah mereka mengabdikan diri berdasarkan hati nurani bukan tuntutan material oriented yang membatasi tugas dan tanggung jawab mereka sebatas dinding sekolah atau dengan kata lain sekedar mencari nafkah. Guru mau dan mampu memberi bimbingan, motivasi belajar.

C. Kesuksesan Belajar
Kesuksesan adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan diciptakan baik secara individu atau kelompok. Kesuksesan dapat diperoleh melalui perjuangan W.J.S. Poerwadarminta, 1984 berpendapat bahwa "Kesuksesan" adalah hasil yang telah dicapai.
Sedangkan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Sudirman, AM, (1988) mengemukakan suatu rumusan bahwa belajar sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga psikopisik menuju perkembangan pribadi.
Dari beberapa pendapat para ahli pada dasarnya ada kesamaan dan dapat disimpulkan bahwa Kesuksesan belajar adalah hasil belajar yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil belajar. Menurut Imam Nurhidayat Copo (1986 : 52) mengatakan yang dapat menghambat Kesuksesan belajar adalah sebagai berikut :
1. Intelegensi yang rendah
2.  Siswa SMP pada umumnya mereka kurang serius dalam mengikuti kegitan belajar mengajar.
3. Mungkin guru kurang pandai menumbuhkan waktu yang baik.
4.  Siswa bisa memilih atau menggunakan waktu yang baik.
5.  Para siswa belum bisa menggunakan teknik yang baik untuk belajar secara efektif dan efisien.
6.  Mungkin orang tua yang kurang memperhatikan terhadap Kesuksesan belajar anaknya.
7.  Lemahnya semangat belajar karena tidak memiliki cita-cita.
8.  Kadang-kadang anak bandel masa bodoh dan kebal peringatan.
9.  Tidak mau belajar secara kelompok, terlalu percaya diri, ternyata masih tertinggal dengan teman-temannya.
10. Lingkungan belajar yang kurang baik.
11. Kondisi jiwa anak tidak stabil.
Setelah mengetahui faktor-faktor yang menghambat keberhasilan belajar, cara-cara untuk meraih keberhasilan antara lain sebagai berikut :

1. Pendisiplinan
Setiap siswa hendaknya disiplin waktu artinya pandai membagi waktu. Apabila ada tugas dari guru harus segera dikerjakan, siswa yang
tidak disiplin waktu bisa saja kesuksesan tertunda dan lain sebagainya.

2. Pandai memanfaatkan fasilitas
Siswa yang kreatif sudah dapat mengerjakan tugas sebelum diajarkan oleh guru karena siswa belajar dari televisi, media masa, media elektronika, radio, ensiklopedia dan lain sebagainya.
3.  Membentuk kelompok diskusi
Dalam diskusi peran serta siswa diharap semua aktif, baik menjadi penanya atau penjawab. Untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, terjadi interaksi siswa-siswa dan guru-siswa.
4.  Perlu motivasi
Pada dasarnya hambatan yang ditemui seorang yang sedang belajar adalah menyangkut teknik cara belajar pendorong belajar berupa motivasi.
5.  Jangan malu bertanya
Pada umumnya malu bertanya adalah penyakit dalam belajar, karena hal ini tidak menguntungkan.

D.   Pengajaran Bidang Bimbingan TIKdi SMP
                     Pengajaran bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialmerupakan salah satu bidang bimbingan dalam Bimbingan dan Konseling (BK) TIK yang terbagi lagi menjadi 4 model bimbingan yaitu:
1.    bimbingan pribadi
2.    bimbingan sosial
3.    bimbingan belajar
4.    bimbingan karir
                     Sedangkan jenis-jenis layanan BK TIK itu sendiri terdiri dari beberapa layanan, yaitu antara lain:
1.    orientasi
2.    informasi
3.    penempatan/penyaluran
4.    pembelajaran
5.    konseling perorangan
6.    bimbingan kelompok
7.    konseling kelompok
Keadaan memungkinkan para pengajar untuk mengembangkan bahan kajian tertentu dengan memasukkan peristiwa-peristiwa yang tengah berlangsung yang berkaitan dengan lingkungan sosial dan masyarakat tanpa mengurangi tuntutan minimal bahan kajian yang ada dalam GBPP. Dengan demikian sasaran pembelajaran sebagaimana yang disyaratkan oleh kurikulum dapat tercapai dan siswa memiliki wawasan yang lebih luas tentang berbagai peristiwa yang terjadi serta memahami kaitan antara masa lampau sekarang dan akan datang.

E. Kesulitan Belajar Bidang Bimbingan Pribadi
Dalam buku The Process of Parenting, Brooks (1981) mengatakan bahwa kesulitan belajar itu sukar didefinisikan dengan tepat. Menurutnya secara umum kesulitan belajar diartikan sebagai kekurangan dalam proses, belajar yang mendasar, misalnya siswa kurang memperoleh motivasi belajar, baik dari dalam dirinya maupun dari guru, orang tua atau lingkungannya.
Sedangkan Ahmadi dan Supriyono, (1991) memapar-kan bahwa kemampuan belajar setiap individu siswa tidak sama, ada yang cepat ada yang lambat menangkap isi pelajaran. Perbedaan individual itulah yang menyebabkan timbulnya perbedaan mestinya hal seperti itu disebut dengan tingkah laku belajar sebagaimana kesulitan belajar.
 Dalam kaitannya dengan belajar bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialdapat dikatakan kesulitan belajar bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialyang dihadapi siswa, sehingga mereka tidak dapat memanfaatkan siswa, sehingga mereka tidak dapat memanfaatkan kemampuan dirinya secara optimal untuk menguasai materi pembelajaran bidang bimbingan pribadi. Oleh sebab itu guru seharusnya memandang kesulitan belajar bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialitu merupakan sebagian dari proses pembelajaran bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialdi kelas.
Dengan cara pandang demikian itu, upaya guru dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar bidang bimbingan pribadi, sekaligus dapat difungsikan untuk memantapkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialyang dipelajarinya. Untuk mengetahui siswa yang mengalami kesulitan belajar bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialsalah satu cara ialah dengan melihat (observasi) nilai tes-tes bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialsiswa dalam satu kelas, kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas.
Hasil ulangan siswa dianalisa untuk dicari jenis kesalahan yang dilakukan siswa, untuk menentukan jenis bantuan yang diperlukan siswa dalam membantu mengatasi masalah kesulitan belajar yaitu pengaruh faktor internal dan faktor eksternal (William Burton).
a) Faktor Internal
1) Masalah pergaulan
- Karena keadaan jiwa anak mempunyai sifat pemalu.
- Emosi tidak seimbang.
- Perasaan tidak aman, anak tidak senang tinggal di sekolah dan di rumah tetapi tidak tahu mengapa demikian.
- Sulit menyesuaikan diri dengan orang lain.
2) Masalah Pelajaran
- Kurang bisa membagi waktu.
- Kurangnya semangat belajar (tidak ada minat belajar).
- Sukar memusatkan perhatian waktu belajar.
3) Kemampuan Dasar intelektual
Kemampuan dasar yang rendah dapat menyebabkan kegagalan dalam mengikuti pembelajaran bidang bimbingan pribadi. Garedner dalam Thomas Astrong (2000) mengatakan ada delapan kecerdasan yang dimiliki oleh setiap manusia yang disebut dengan multiple intelligences (kecerdasan majemuk), meliputi :
*        kecerdasan linguistik, kemampuan menggunakan kata secara efektif, baik lisan - maupun tertulis;
*        kecerdasan matematis logis, kemampuan menggunakan angka dengan baik dan melakukan penalaran yang benar;
*        kecerdasan spasial, kemampuan membayangkan, mempresentasikan ide secara visual spasial dan mengorientasikan diri secara tepat dalam matrik spasial;
*        kecerdasan kinestetis keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan dan ketrampilan menggunakan tangan untuk mencipta-kan atau mengubah sesuatu;
*        kecerdasan musikal, kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal dengan cara mempersepsi, membedakan mengubah dan mengekspresikan;
*        kecerdasan interpersonal, kemampuan mempersepsi clan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain;
*        kecerdasan intraprosonal, kemampuan memahami diri secara akurat, kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, temperamen, keinginan, kemampuan berdisi-plin diri, memahami dan menghargai diri;
*        kecerdasan natmalis, kecerdasan ini meliputi kepekaan pada fenomena alam lainnya.
Kedelapan kecerdasan tersebut berfungsi bersamaan dengan cara yang berbeda-beda pada diri setiap orang. Bobbi De Porter dan Mike Hernachi membagi otak manusia menjadi tiga bagian dasar yaitu (1) batang otak atau otak reptil, (2) systim limbic atau otak mamalia dan (3) neokorteks.
Otak reptil berkaitan dengan inoting mempertahankan hidup, dorongan untuk mengembangkan spesies. Perhatiannya adalah pada makanan, tempat tinggal, reproduksi dan perlindungan wilayah. Otak limbic berkaitan dengan kecerdasan. Berfungsi mengatur pesan-pesan yang diterima melalui penglihatan pendengaran dan sensasi tubuh, proses yang berasal dari pengaturan ini adalah Junolaron, berpikir secara intelektual, pembuatan keputusan, perilaku, bahasa kendali motorik dasar dan ideasi (penciptaan gagasan non verbal).
b) Faktor Eksternal
1. Tempat belajar yang tidak menyenangkan.
2. Metode pembelajaran guru yang kurang menarik.
3. Keadaan keluarga dan lingkungan sekitar.

F. Bimbingan TIK Materi Simulasi UNBK
Pembelajaran Bimbingan Pribadi dan Sosialmerupakan salah satu bentuk bidang layanan dalam Bimbingan dan Konseling. Pembelajaran Bimbingan Pribadi dan Sosialyang dimaksud dalam penelitian ini adalah dibatasi pada bahasan materi Psikologi Remaja. Dengan sub materi pembahasansebagai berikut :
a.  Rentangan Usia Remaja
Remaja adalah suatu fase perkembangan yang dialami seseorang ketika memasuki usia 12-22 tahun.
b.  Ciri-ciri (karakteristik) Remaja
1.  Perkembangan Fisik
               Fase remaja adalah periode kehidupan manusia yang sangat setrategis, penting dan berdampak luas bagi perkembangan berikutnya. Berkaitan dengan perkembangan fisik ini, perkembangan terpenting adalah aspek seksualitas, yang dapat dipilah menjadi 2 bagian, yakni:
¨    Ciri-ciri seks primer
         Remaja pria mengalami pertumbuhan pesat pada organ testis, pembuluh yang memproduksi sperma dan kelenjar prostat. Pada remaja wanita, terjai pertumbuhan cepat pada organ rahim dan ovarium yang memproduksi ovum (sel telur) dan hormon untuk kehamilan
¨    Ciri-ciri seks sekunder
              Seksualitas sekunder pada remaja adalah pertumbuhan yang melengkapi kematangan individu sehingga tampak sebagai lelaki atau perempuan. Remaja pria mengalami pertumbuhan bulu-bulu pada kumis, jambang, dan janggut, tangan, kaki, ketiak dan kelaminnya. Pada pria tumbuh jakun dan suara remaja pria berubah menjadi parau dan rendah. Kulit berubah menjadi kasar.
              Pada remaja wanita juga mengalami pertumbuhan bulu-bulu secara lebih terbatas, yakni pada ketiak dan kelamin. Pertumbuhan juga terjadi pada kelenjar yang bakal memproduksi air susu dibuah dada, serta pertumbuhan pada pinggul sehingga menjadi wanita dewasa secara profesional
          2.  Perkembangan kognitif (kemampuan berfikir)
3.  Perkembangan emosi
          4.  Perkembangan moral
          5.  Perkembangan sosial
          6.  Perkembangan kepribadian
          7.  Perkembangan kesadaran beragama
c.  Tugas Perkembangan
               Setiap fase memiliki tugas alamiah untuk berkembang, fase balita tugas perkembangannya adalah belajar berbicara dan berjalan. Jika tugas ini gagal dicapai berarti telah terjadi penyimpangan perkembangan. Salah satu contoh fase perkembangan pada remaja yaitu :
1.  Menerima keadaan fisik dengan segala kualitasnya (tidak rendah diri atas kekurangan fisiologisnya.
2.  Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan figur yang mempunyai otoritas lainnya.
3.  Mengembangkan keterampilan berkomunikasi antara pribadi dan belajar bergaul dengan orang lain/ teman sebaya.
4.  Menemukan manusia model atau tokoh yang akan dijadikan identitas dirinya.


0 komentar:

Post a Comment