SMP NEGERI 2 SUSUT

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA PADA READING COMPREHENSION KELAS XI IPA 1 MELALUI METODE DISKUSI DALAM MATERI PELAJARAN BAHASA INGGRIS

Written By Bangli Era Baru on Sunday, October 27, 2019 | 6:49 AM


BAB  I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
 Bahasa Inggris merupakan alat komunikasi internasional yang sangat penting untuk dikuasai baik secara lisan maupun tulisan. Begitu pentingnya bahasa inggris sebagai alat komunikasi Internasional  sehingga pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengajarkannya di sekolah-sekolah di pelosok tanah air tercinta.
Sebahagian  pemerintah daerah ada yang telah mulai menerapkan pengajaran  Bahasa Inggris sejak dini mulai dari Sekolah Dasar(SD), sehingga diharapkan siswa  mulai mengenal bahasa Inggris sebagai bahasa Asing pertama, yang selanjutnya siswa akan mempelajarinya dengan lebih mudah si sekolah lanjutan baik di SLTP maupun di SLTA.
Siswa SMA mempalajari Bahasa Inggris sebagai kelanjutan dari sekolah menengah tingkat pertama (SLTP) yang berarti mereka telah mengenal kemampuan dasar (Basic competence) Bahasa Inggris sejak mereka belajar di SMP. Begitu pula selanjutnya kemampuan berbahasa Inggris siswa di kelas XI IPA1 merupakan kelanjutan yang diperoleh siswa  dari kelas X di sekolah menengah tingkat atas (SMA), termasuk di SMA 34 Jakarta.
Untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa Inggris memegang peranan yang sangat penting karena banyak referensi yang tertulis dalam bahasa Inggris. Pentingnya menguasai bahasa Inggris agar siswa dapat mengakses informasi yang dibutuhkan dari internet dan pula sangat bermanfaat  untuk mempelajari teknologi sebagai bekal kehidupan masa depan siswa.
Perkembangan yang pesat di bidang teknologi informasi dan komuniksai menuntut generasi muda memahami pentingny menignkatkan pengetahuan bahasa Inggris  sebagai alat untuk meggapai tujuan yang dimaksud di atas, yaitu penguasaan teknologi informasi dan komunikasi.
Peneliti berupaya menawarkan sebuah solusi dalam belajar Bahasa Inggris, khususnya di SMA Kelas XI IPA1  dan lebih khususnya untuk memepelajari aspek reading yang bermanfaat bagi siswa untuk dapat mengerti teks tertulis.
untuk mengatasi masalah kurangnya kemampuan siswa dalam masalah reading, maka peneliti mencoba menerapkan metode diskusi kelompok agar siswa dapat  mengerti teks tulis bahasa Inggris untuk keperluan yang lebih urgent  dan peneliti mencoba menggunakan metode diskusi kelompok karena metode ini dipercaya dapat mendongkrak prestasi siswa dengan terjadi tukar pendapat di dalam kelompok siswa. Dengan metode ini siswa dipercaya dapat mendorong siswa lain (teman di dalam kelompoknya) untuk melakukan analisis dan sintesis.
Dengan metode diskusi kelompok, siswa lebih bersemangat mencoba mengerti penjelasan teman mereka sendiri dengan cara tukar pendapat dengan gaya bahasa yang mereka dengan mudah mengerti dan dengan contoh-contoh kalimat yang mereka lebih akrab sesuai perkembangan dunia mereka.
Metode diskusi kelompok digunakan agar siswa dapat menjawab comprehension questions dengan cara mengkonfirmasikan jawaban sendiri dengan jawaban yang dibuat oleh teman kelompoknya. Selain itu pula supaya siswa dapat mendiskusikan vocabulary yang mereka temukan di dalm teks yang mereka baca (guessins meaning) from context. Termasuk juga mendiskusikan main idea of certain paragraph, dan mencari informasi rinci.
Untuk keperluan di atas, maka peneliti mengambil judul tindakan kelas ini:
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA PADA  READING COMPREHENSION KELAS XI IPA 1 MELALUI METODE DISKUSI  DALAM MATERI PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SMAN 34 JAKARTA SEMESTER GENAP TAHUN 2009

Penulis berharap setelah penelitian ini dilaksanakan siswa dapat lebih teliti membaca reading text, karena memang hal tersebut dapat ditemukan di banyak kesempatan, seperti membaca text jika membeli alat elektronik, misalnya. Membaca novel untuk enjoyment, membaca buku teks ilmu pengetahuan, dan banyak lagi yang lain-lain yang memang sangat berguna untuk kehidupan siswa dimasa yang akan dating.


Identifikasi Masalah
              Berdasarkan paparan di atas, kemampuan Reading Comprehension siswa kelas XI IPA1 khususnya, masih perlu ditingkatkan, khususnya sebahagian siswa yang masih dibawah standar ketuntasan minimal (SKM), karena kemapuan Reading Comprehension sangat menentukan pemahaman siswa terhadap teks yang dibaca dan turut mempengaruhi prestasi siswa yang bersangkutan apabila mereka melanjutkan ke perguruan tinggi. Oleh karena itu peneliti mencoba menggunakan metode group discussion untuk membuat materi pembelajaran lebih menarik bagi mereka dan dengan demikian diharapka mereka akan memperoleh prestasi yang lebih meningkat.

              Dari hasil diskusi dengan rekan sejawat (collaborator) kurangnya perhatian siswa terhadap reading comprehension skill adalah sebagai akibat dari encouragement guru pada umumnya agar siswa dapat mengekspresikan diri dalam bahasa yang mereka pelajari. Hal seperti ini memang baik karena siswa menjadi berani menggunakan bahasa inggris kepada sesama mereka, terutama saat diskusi kelompok, bercerita tentang berbagai hal, bernarasi tentang Indonesian fables, pada saat siswa harus mendescripsikan seseorang atau sesuatu, dan lain lain, tetapi semestinya keberanian mengekspresikan diri atau mengungkapkan pendapat dibarengi dengan penguasaan comprehension yang utuh.

B.      Rumusan Masalah
Apakah penggunaan metode Group Discussion dapat meningkatkan  kemampuan Reading Comprehension siswa XI IPA 1 SMAN 34 Jakarta Semester Genap Tahun Pembelajaran 2008/2009?

C.      Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan kemamapuan siswa dalam Reading Comprehension dalam mengguanakan bahasa Inggris (English in Use) sehari-hari bila mereka harus menggunakan bahasa yang mereke pelajari (the target language) melalui metode group discussion.
Untuk meningkatkat kreatifitas guru dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik dengan cara yang lebih kreatif (dengan memikirkan bagaimana cara yang lebih menarik bagi siswa) agar lebih menyenangkan bagi siswa maupun bagi guru yang bersangkutan.

D.     Manfaat Penelitian
a.      Untuk siswa, membuat pelajaran menjadi lebih menyenangkan dan lebih mudah menyerap keterangan yang diberikan oleh teman sebaya mereka karena group discussion menggunakan bahasa yang lugas seperti kata gue, lo, dsb. Selain itu siswa tidak merasa canggung atau malu bertanya bila dirasa ada materi yang masih kurang jelas dimengerti karena mereka merasa lebih akrab dibandingkan dengan kalau harus bertanya kepada guru. Banyak siswa merasa enggan untuk bertanya kepada guru, mugkin mereka kawatir guru menjadi marah atau merasa bila mereka bertanya membuat guru menjadi terganggu. Jadi sebahagian siswa memilih diam dengan akibat kurang mengerti materi yang penting ini. Dan bila hal ini kerap kali terjadi dapat membuat siswa yang bersangkutan menjadi banyak tertinggal dari teman teman yang lain yang tidak segan-segan bertanya bila ada hal yang mereka tidak dapat mencerna dengan baik.
b.      Untuk guru, memiliki kreatifitas dalam merancang pembelajaran. Hal ini sangat penting sehingga guru tidak melaksanakan hal yang sama dari waktu ke waktu sehingga siswa menjadi bosan, atau bahkan mereka telah dapat menerka taknik apa yang akan diberikan ketika guru datang untuk mengajar mereka. Guru yang kreatif dapat menyajikan pelajaran dengan lebih menyenangkan kepada siswa dan ini berarti menguntungkan kepada guru yang bersangkutan dan sekaligus juga kepada siswa.
c.       Untuk sekolah, memiliki siswa yang berkompetensi tinggi dalam menggunakan kemampuan bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan dengan accuracy comprehension yang lebih baik.




BAB II
LANDASAN TEORI
A.      Hakekat Belajar
Dalam dunia pendidikan pada zaman sekarang banyak perkembangan teori belajar yang membahas menyangkut tingkat perkembangan jiwa/ intelektual, waktu, fasilitas dikemukakan oleh para ahli/ pakar pendidikan.
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pangalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (M. Sobry Sutikno, 2007).
Belajar adalah sutu proses yang yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang baik berupa pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, kecakapan, kebiasaan maupun perubahan-perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. (Nana Sudjana, 1988)
Hamalik (1983) mengemukakan balajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku baru berkat pengalaman dan latihan.
Belajar adalah memperoleh suatu pengetahuan dan keterampilan yang hasilnya menetap untuk jangka waktu lama (Baban Sarbana).
Skinner mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
Belajar merupakan kompleks dan hasil belajar berupa kapabilitas disebabkan oleh stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan.
Winkel (1991), mengartikan pembelejaran sebagai seperangkat tindakan yang dirancang untuk memdukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan  kejadian –kejadian external yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam diri peserta didik. Dimyati dan Mujiono, (1999) mengartikan pembelajaran sebagai  kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. Dengan pengertian lain, pembelajaran adalah usaha-usaha  yagn terencana dalam  memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa. (Arief.S. Sadiman etal., 1990) mengartikan pembelajaran sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.

0 komentar:

Post a Comment