BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan
perubahan paradigma pendidikan yang berorientasi dari model model pembelajaran
yang konvensional kepada model model pembelajaran yang terbaru maka, guru dituntut
unutuk terus menerus melatih diri untuk menerapkan metode metode tersebut.
Penerapan metode membutuhkan keterampilan khusus yang berawal dari pembiasaan
penggunaan metode dalam proses belajar mengajar. Dengan penggunaan metode yang
tepat maka akan dapat dihasilkan kemampuan siswa yang baik sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Mata Pelajaran IPS
yang didominasi oleh aspek kognitif yang bersifat deskriptif menimbulkan kesulitan tersendiri dalam proses
belajar mengajar baik itu dialami oleh guru yang menyampaikan materi atau siswa
sebagai subjek penerima materi pelajaran.
Hal ini yang terjadi di sekolah SDN Mergosari 01 kelas V pada mata
pelajaran IPS yang secara khusus pada materi Tokoh tokoh perjuangan pada Zaman
Belanda dan Jepang. Secara umum materi
yang seperti itu disampaikan dengan metode ceramah langsung melalui cerita. Hal
ini menimbulkan kejenuhan dan kebosanan pada diri siswa, untuk menghindari
proses yang membosankan maka, perlu dicarikan metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi tersebut.
Dalam menyelesaikan permasalahan ini maka
peneliti sebagai guru bidang studi memilih metode yang dianggap sesuai yaitu
metode alat peraga untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa tentang materi
pelajaran IPS dengan metode penelitian tindakan kelas.
B. RUMUSAN MASALAH.
Berdasarkan latar belakang di atas maka
peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Siswa Pada Mata Pelajaran IPS melalui pemanfaatan
Alat Peraga Pada Siswa Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2008 SDN Mergosari 01
Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo ?.
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana meningkatkan Kemampuan Siswa Pada Mata Pelajaran IPS melalui pemanfaatan Alat Peraga Pada Siswa
C. MANFAAT PENELITIAN
a. Bagi Kepala Sekolah : Sebagai sarana pembinaan kepada guru guru bidang Sosial untuk
mempertimbangkan penggunaan metode Alat Peraga.
b. Bagi guru
bidang studi Ilmu sosial : Sebagai sarana untuk meningkatkan hasil
proses belajar mengajar bidang studi Sosial.
c. Bagi teman sejawat : Sebagai sarana untuk belajar dalam penelitian
tindakan kelas dengan metode yang
berbeda sehingga memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dalam
penelitian tindakan kelas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KEMAMPUAN SISWA
Kemampuan siswa merupakan identik dengan
hasil belajar. Hasil belajar adalah
hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang
diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku”. Dapat diartikan bahwa hasil
belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau Perubahan diri seseorang yang
dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru berkatpengalaman baru. Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, maka
hasil belajar merupakan hasil kegiatan belajar sedangkan belajar sendiri lebih
menekankan pada proses kegiatannya, selain pada hasil kegiatannya.
Hasil belajar
merupakan hasil yang menunjukkan kemampuan seseorang siswa dalam menguasai
bahan pelajarannya. Hasil belajar dapat diuji melalui test;sehingga dapat
digunakan untuk mengetahui keefektifan pengajaran dan keberhasilan siswa atau
guru dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan hasil dari proses
kompleks. Hal ini disebabkan banyak Faktor yang terkandung di dalamnya baik
yang berasal dari faktor intern maupun faktor ekstern.
Belajar sangat
erat hubungannya dengan prestasi belajar.Karena prestasi itu sendiri merupakan
hasil belajar itu biasanya dinyatakan dengan nilai. Menurut Winarno Surahmad
(1997 : 88) sebagai berikut: “Hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat
bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang diperhatikan adalah
menempatkan tingkah laku”. Dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah suatu
bentuk pertumbuhan atau Perubahan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara
bertingkah laku baru berkat pengalaman baru.
Dalam kaitannya
dengan kegiatan belajar, maka hasil belajar merupakan hasil kegiatan belajar
sedangkan belajar sendiri lebih menekankan pada proses kegiatannya, selain pada
hasil kegiatannya. Hasil belajar merupakan hasil yang menunjukkan kemampuan
seseorang siswa dalam menguasai bahan pelajarannya. Hasil belajar dapat diuji
melalui test;sehingga dapat digunakan untuk mengetahui keefektifan pengajaran
dan keberhasilan siswa atau guru dalam proses belajar mengajar.
Hasil belajar
merupakan hasil dari proses kompleks.Hal ini disebabkan banyakFaktor yang
terkandung di dalamnya baik yang berasal dari faktor intern maupun faktor
ekstern. Adapun faktor intern yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu: 1) Faktor fisiologi seperti kondisi fisik dan
kondisi indera. 2) Faktor Psikologi meliputi bakat,minat,kecerdasan motivasi,
kemampuan kognitif.
Sedangkan faktor
ekstern yang mempengaruhi hasil belajar adalah : 1) Lingkungan Yang termasuk faktor
lingkungan adalah 1) Alam, masyarakat/keluarga. 2) Faktor Instrumental, Faktor
ini terdiri dari kurikulum/bahan pengajaran sarana dan fasilitas.
B. METODE ALAT PERAGA
Sedangkan yang dimaksud
dengan alat peraga merupakan bagian dari media oleh karena itu istilah media
harus dipahami terlebih dahulu sebelum mempelajari pengertian alat peraga itu
sendiri. Media pengajaran diartikan semua benda yang bisa menjadi perantara
terjadinya proses belajar dapat berupa perangkat lunak maupun keras. Menurut
(Elly Estiningsih 1994), yang dimaksud dengan alat peraga adalah media
pembelajaran yang membawa atau mengandung ciri ciri atau konsep yang
dipelajari. Tiap-tiap benda yang dapat
menjelaskan suatu ide, prinsip, gejala atau hukum alam, dapat disebut alat
peraga. Fungsi dari alat peraga ialah memvisualisasikan sesuatu yang tidak
dapat dilihat atau sukar dilihat, hingga nampak jelas dan dapat menimbulkan
pengertian atau meningkatkan persepsi seseorang (R.M. Soelarko, 1995: 6)
Ada lima fungsi
pokok dari alat peraga dalam proses belajar mengajar yang dikemukakan (Sudjana,
2002: 99-100) dalam bukunya Dasar-dasar Proses belajar mengajar a). Penggunaan alat peraga dalam proses
belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi
tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang
efektif. b). Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari
keseluruhan situasi mengajar. c). Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya
integral dengan tujuan dan isi pelajaran. d). Alat peraga dalam pengajaran
bukan semata-mata alat hiburan atau bukan sekedar pelengkap. e). Alat peraga
dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan
membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru. Penggunaan alat
peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
Sebelum model
pembelajaran ini dimulai, ada tiga unsur yang perlu dipersiapkan. Yakni, siswa,
guru, dan perangkat pembelajaran. Ketiga unsur ini, merupakan hal yang paling
dominan dan menentukan keberhasilan suatu pembelajaran. Ketiganya harus saling
mendukung. Kalau ketiga unsur ini dapat berperan dengan baik, maka akan
menghasilkan mutu pembelajaran yang baik pula.
C. TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU
Dari beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan mengenai pengaruh alat
peraga terhadap daya serap siswa yang dilakukan oleh Pujiati (2004) menunjukkan bahwa dengan menggunakan
alat peraga pada pembelajaran matematika mempunyai arti signifikan dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan penelitian tersebut maka, peneliti berasumsi bahwa dengan
menggunakan alat peraga dalam bentuk gambar gambar tokoh pejuang zaman
penjajahan Belanad dan Jepang akan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa SDN Mergosari 01 dalam mata pelajaran IPS
khususnya pada kompetensi dasar Mendeskripsikan Tokoh tokoh pejuang pada Zaman
Penjajahan Belanda Dan Jepang..
D. KERANGKA BERFIKIR
Kecenderungan
proses belajar mengajar yang dilakukan pada mata pelajaran IPS mengakibatkan
siswa cepat merasa jenuh dan tidak tertarik dengan apa yang disampaikan guru.
Prilaku siswa seperti itu mendorong guru untuk berfikir kreatif dan inovatif
untuk mencari alternatif alternatif metode penyampaian yang baru sehingga
proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik. Salah satu metode
pembelajaran yang sesuai untuk pembelajaran IPS secara khusus pada materi Tokoh
tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang adalah metode alat peraga
berupa Gambar pahlawan atau pejuang itu sendiri.
Alat peraga berupa
gambar tokoh pejuang merupakan berusaha memvisualisasikan tokoh pejuang
sehingga tampak manusia yang mereka pelajari sehingga mereka lebih mudah untuk
mengingat dan lebih mudah memahami materi pembelajaran. Sesuai dengan apa yang
disampaikan oleh (R.M. Soelarko,1995:6) bahwa Fungsi dari alat peraga ialah
memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau sukar dilihat, hingga
nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian atau meningkatkan persepsi
seseorang.
BAB III
PERENCANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.
LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN
Lokasi pelaksanaan perbaikan dilaksanakan di SDN Mergosari 01
Pada Siswa Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2008 Kecamatan Tarik - Kabupaten
Sidoarjo yan berjumlah 19 Siswa dengan
jadwal sebagai berikut :
a. Tanggal 10 April 2008 materi pelajaran
siklus satu dengan waktu 2 x 35 menit.
b. Tanggal 17 April 2008 materi pelajaran
Siklus II dengan waktu 2 x 35 menit.
c. Tanggal 24 April 2008 materi pelajaran
siklus III dengan alokasi waktu
2 x 35 menit.
B.
PROSEDUR PENELITIAN
1.
SIKLUS I
a. Perencanaan
Ada
beberapa kegiatan pokok yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran ini.
Pertama, mempersiapkan kelas untuk menerima pembelajaran. Kedua, kegiatan inti
pembelajaran seperti membimbing siswa dalam mengamati gambar agar keadaan kelas
tetap aman dan tertib, memperhatikan cara kerja siswa dalam kelompoknya,
mengawasi siswa dalam pembuatan laporan, mendiskusikan temuan-temuan yang
didapat siswa, dan bersama-sama siswa mengumpulkan gambar-gambar serta mengatur
kelas. Kegiatan penutup, bersama siswa mengambil simpulan.
Dari ketiga kegiatan itu, yang perlu
mendapat penjelasan adalah kegiatan inti. Kegiatan ini sangat berhubungan
dengan pelaksanaan metode alat peraga. Langkah-langkah proses belajar mengajar
dengan menggunakan alat peraga meliputi : a) Dalam kelas dipersiapkan dua
deretan bangku yang disusun memanjang ke belakang, masing-masing diberi tanda A
dan B. b) Di atas meja tersebut diletakkan 7 buah gambar tentang tokoh pejuang
yang berbeda-beda. c) Siswa yang telah dibagi dalam dua kelompok akan mengamati
gambar yang terletak di deretan meja yang sama dengan kelompoknya. d). Siswa
menjawab kuis/pertanyaan yang diberikan guru. e). Siswa berdiskusi dan membuat
laporan kelompok. f). Laporan
dibacakan di depan kelas. g). Bersama guru membahas temuan-temuan dan mengambil
simpulan. h). Melaksanakan tes.
Sedangkan
tujuan akhir dari penelitian ini adalah 1) Siswa mampu Mendeskripsikan dan mengidentifikasi
Tokoh Pejuang pada masa penjajahan
Belanda Dan Jepang. 2) Siswa mampu mendeskripsikan perjuangan yang
dilakukan oleh para tokoh pada masa
penjajahan Belanda dan Jepang.
b.
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan ini didesain
dengan Langkah langkah Pembelajaran menggunakan metode alat peraga gambar
tokoh pejuang Adapun pelaksanaannya dilaksanakan dengan prosedur sebagai
berikut :
Tahap |
Fokus |
Kegiatan Guru |
Kegiatan Siswa |
Kegiatan Awal
|
Memotivasi Siswa dan Apersepsi |
1. Membuka pelajaran 2. Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan
serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya
jawab 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
pertemuan hari ini 4. Menyampaikan gambaran inti pembelajaran. |
1. Menjawab salam pembukaan dari guru. 2. Menjawab pertanyaan guru sesuai dengan
pengetahuan awal 3.Memperhatikan penjelasan guru 4..Memperhatikan Penjelasan Guru |
Kegiatan Inti |
Meningkatkan kemampuan siswa
tentang pemahaman sejarah perjuangan. |
1. Guru membagi siswa dalam dua kelompok. 2. Mempersiapkan dua deretan bangku yang
disusun memanjang ke belakang, masing-masing diberi tanda A dan B. 3. Meletakkan 7 buah atau lebih gambar tentang
tokoh pejuang yang berbeda-beda dan memberi nomor urut gambar. 4.
Memberi
Tugas mengamati gambar yang terletak di deretan meja yang sama dengan
kelompoknya. 5. Memberi Pertanyaan atau Kuis tentang
gambar tokoh yang ada diatas bangku. 6. Meminta siswa untuk berdiskusi tentang
tokoh tersebut serta membuat laporan. 7. Meminta Siswa untuk presentasi |
1. Siswa
Membagi menjadi 2 kelompok sesuai dengan perintah guru 2. Siswa Mengikuti perintah guru menyususn
bangku memanjang dan memberi Tanda A
dan B. 3. Siswa meletakkan gambar tokoh secara
berutan. 4. Siswa mengamatai setiap gambar tokoh dan
mengidentifikasinya 5. Siswa menjawab kuis dan bercerita
tentang tokoh 6. Siswa melakukan diskusi 7. Siswa presentasi |
Kegiatan akhir |
Memantapkan pemahaman siswa Perjuangan Tokoh
tokoh |
2. Bersama siswa membahas
temuan-temuan dan mengambil sipulan. 3. Mengadakan Evaluasi |
1. Siswa membuat kesimpulan 2. Siswa mengerjakan soal evaluasi |
c.
Pengumpulan Data (Observasi)
Berdasarkan hasil pengamatan pada perbaikan
pembelajaran siklus I dengan menggunakan lembar observasi maka dapat diketahui bahawa
pada tahap awal setelah guru membuka
pelajaran dilanjutkan dengan memberikan pertanyaan pancingan kepada siswa
tentang Tokoh Tokoh perjuangan pada
Zaman Belanda dan Jepang dengan memberikan pertanyaan Bangsa mana yang pernah
menjajah indonesia ? Kapan mereka menjajah ? Siapakah tokoh perjuangan yang
melawan penjajah belanda dan Jepang ? dari hasil pengamatan diketahui bahwa
siswa kurang antusias untuk menjawab pertanyaan itu, hal itu bisa di sebabkan karena
siswa belum mempunyai pengetahuan awal sama sekali tentang Tokoh Tokoh
perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang hanya 2 siswa yang mencoba menjawab
walaupun masih dalam kategori salah.
Kegiatan selanjutnya yang dilakukukan oleh guru adalah guru menyampaikan
Tujuan pembelajaran serta gambaran inti dari pembelajaran. Kegiatan ini siswa
sedikit ada perubahan sikap agak memperhatikan
secara serius. Dari analisis pengamat tahapan ini guru menggunakan
metode Problem Based learning yaitu guru memberikan masalah dengan
memberikan pertanyaan.
Pada tahap inti Guru mempersiapkan pembentukan kelompok sesuai dengan
urutan absen dan meminta siswa duduk sesuai dengan deretan bangku. Kemudian
guru meminta siswa untuk menata tempat duduk sesuai dengan jumlah kelompok masing
masing, Dalam penataan bangku berderet kebelakang ini siswa kesulitan untuk
menata karena guru tidak menjelaskan jumlah bangku yang ditata berapa sesuai
dengan jumlah kelompok dan belum memberikan nama kelompok. Kegiatan selanjutnya
Kemudian guru memulai menata gambar tokoh tokoh perjuangan jaman belanda dan
Jepang di atas meja secara berurutan. Dari pengamatan observer diketahui fase
ini siswa tidak bisa menata sesuai dengan baik karena guru lupa memberikan
nomor urut pada gambar tokoh tokoh perjuangan tersebut. Kemudian guru meminta
siswa untuk mengamati satu persatu gambar yang sudah ada didepan mereka.
Setelah itu memulai langkah memberikan pertanyaan atau kuis dengan cara
menunjuk kelompok apa yang akan menjawab dengan pertanyaan seperti ini contoh
ini “ Kelompok A, Jelaskan Gambar siapa yang ada berada pada nomor urut 5 dan
jelaskan perjuangan beliau pada masa penjajahan belanda dan jepang ? Dari
catatan observer pada fase ini agak berjalan dengan baik tetapi menimbulkan
kegaduhan karena siswa takut mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan secara
individual dan tidak boleh diwakilkan oleh kelompok tersebut. Langkah
selanjutnya adalah guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sekelompok
tentang Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang dengan jalan
menceritakan dan mendiskusikan semua gambar yang tersedia. Namun masih banyak
siswa yang belum bisa berdiskusi dengan teman kelompoknya karena takut. Setelah
itu guru membimbing siswa untuk menyamakan persepsi dengan jalan mempresentasikan
hasil diskusi dengan teman sebangku namun dari hasil pengamatan menunjukkan
bahwa kelompok yang sudah terbentuk tidak dapat mempresentasikan hasil
diskusinya secara keseluruhan karena terlalu banyak tokoh yang harus
dipresentasikan,
Pada tahap akhir guru menyimpulkan
hasil pembelajaran tentang Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang
dan siswa memperhatikan dengan seksama. Langkah kedua Mengevaluasi hasil
pembelajaran dengan cara memberikan evaluasi secara individu. Dari hasil
pembahasan hasil evaluasi dengan koreksi silang diketahui bahwa sebagian besar
siswa tidak bisa menjawab evaluasi.
Sebagai bahan untuk lebih dapat memahami tentang perjuangan tokoh tokoh
perjuangan maka, guru memberikan tugas
kepada siswa untuk mencari Gambar gambar tokoh perjuangan selain yang sudah ada
dalam pelajaran pertama.
d.
Refleksi (Analisis dan Interpretasi)
Pada Siklus I, Pada tahap awal ada
satu fase yang gagal yaitu fase tanya jawab awal tentang tokoh tokoh perjuangan
pada zaman penjajah belanda dan jepang. Untuk mengatasi hal tersebut hendaknya
sebelum proses belajar mengajar tentang Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman
Belanda dan Jepang di mulai, guru memberikan penjelasan tentang materi apa yang
akan dipelajari pada pembelajaran sebelumnya dan guru meminta siswa untuk
membacanya lebih buku tentang Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan
Jepang di rumah sehingga siswa mempunyai pengetahuan awal yang cukup.
Pada tahap Inti hanya dua fase yang berhasil tetapi pada fase yang lain
gagal. Fase itu antara lain Siswa tidak dapat membentuk deretan bangku ke
belakang karena guru sebelumnya tidak menjelaskan jumlah bangku dan guru tidak
memberi nama kelompok yang sudah dibentuk sehingga siswa kesulitan untuk
menentukan kelompok apa di tempat yang mana ?.
Fase selanjutnya yang gagal adalah Fase meletakkan gambar secara
berurutan, fase gagal karena guru lupa memberikan nomor urut pada gambar peraga
atau ambar tokoh pejuang sehinga siswa kesulitan untuk menentukan mana gambar
yang dahulukan dan mana gambar yang diletakkan belakang. Hal ini bisa
diselesaikan dengan cara memberikan nomer urut pada gambar yang sudah
ditentukan sehingga siswa tinggal menyusun gambar sesuai urutan nomor dan
urutan bangku. Fase selanjutkan yang tidak berhasil adalah fase kuis atau pemberian
pertanyaan kepada siswa yang sudah mengetahui nomor urut gambar. Fase ini gagal
karena ketidak siapan siswa dalam menjawab pertanyaan atau kuis yang
disampaikan guru, karena proses penunjukkan siapa yang harus menjawab
pertanyaan dan gambar apa yang harus dijelaskan oleh siswa secara acak dan mendadak sehingga bagi siswa
yang tidak siap dan tidak mau membaca maka, siswa kesulitan. Untuk mengatasi
hal tersebut maka perlu waktu dan kesempatan bagi siswa untuk mendalami sejarah
perjuangan para tokoh pejuang yang
terdapat dalam gambar sebagai alat peraga, sehingga dengan penguasaan
pengetahuan awal yang cukup maka siswa dapat menjawab kuis dengan baik.
Fase yang gagal selanjutnya adalah kegiatan diskusi tentang sejarah pejuang
dalam gambar peraga, kegagalan fase ini merupakan masalah klasik yaitu siswa
tidak terbiasa berdiskusi untuk mengungkapkan pendapat sehingga proses
berjalannya diskusi tidak bisa berjalan dengan lancar dan siswa kesulitan
membuat laporan karena guru sebelumnya tidak menjelaskan bagaimana format
pembuatan laporannya. Kesulitan pembuatan laporan banyak disebabkan karena
ketidakbiasaan siswa unutuk menulis dan mengarang sehingga proses pembuatan
laporan sangat lambat dan memakan banyak waktu. Fase selanjutnya yang tidak
berhasil adalah fase presentasi tentang gambar tokoh pejuang sebagai alat
peraga. Hal di sebabkan karena ketidaksiapan siapa yang ditunjuk untuk
melakukan presentasi gambar gambar yang mereka pegang karena setiap kelompok
mempunyai gambar yang berbeda beda. Selain itu faktor psikis atau mental yang
tidak siap bagi siswa untuk duduk didepan temannya, hal ini bisa diatasi dengan
jalan memberikan motivasi secara terus menerus tentang bagaimana cara presentasi dan bagaimana menghilangkan grogi atau gemetar.
Pada tahap
akhir ada satu fase yang gagal yaitu
test atau evaluasi siswa. Dari hasil
test dapat diketahui bahwa keberhasilan siswa hanya 68,4 persen sedangkan 31,6
persen siswa mempunyai nilai dibawah
standart. Fase yang termasuk kategori berhasil
adalah pembahasan kesimpulan tentang tokoh pejuang dan membuat
kesimpulan.
2.
SIKLUS 2
a.
Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada Siklus Ke 1 maka, dibuat perencanaan
perbaikan pembelajaran pada siklus yang
ke 2 sebagai berikut yaitu Selama
pelaksanaan pengamatan dari awal percobaan sampai akhir pembelajaran
diamati dan dicatat oleh pengamat dengan struktur sebagai berikut : Yaitu tahap
awal, Tahap inti dan tahap akhir. Pengamat mencatat dalam lembar observasi yang
telah disediakan. Dalam pembelajaran IPS tentang perjuangan tokoh perjuangan
pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang
siklus I dicatat sebagai berikut :
Kegiatan guru pada Kegiatan awal :
1) Membuka pelajaran 2)
Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran
dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya jawab 3) Menyampaikan tujuan
pembelajaran pertemuan hari ini 4).
Menyampaikan gambaran inti pembelajaran.
Kegiatan guru pada tahap Inti : 1) Guru membagi siswa dalam dua kelompok.
2) Mempersiapkan dua deretan bangku yang disusun memanjang ke belakang,
masing-masing diberi tanda A dan B. 3) Meletakkan 7 buah atau lebih gambar
tentang tokoh pejuang yang berbeda-beda dan memberi nomor urut gambar. 4) Memberi Tugas mengamati gambar yang terletak
di deretan meja yang sama dengan kelompoknya. 5) Memberi Pertanyaan atau Kuis tentang gambar
tokoh yang ada diatas bangku. 6) Meminta siswa untuk berdiskusi tentang tokoh
tersebut serta membuat laporan. 7) Meminta Siswa untuk presentasi Kegiatan Guru
pada tahap Akhir : 1) Bersama
siswa membahas temuan-temuan dan mengambil simpulan. 2) Mengadakan Evaluasi.
b.
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pada siklus yang ke 2 ini dilaksanakan dengan
Langkah langkah Pembelajaran dengan menggunakan metode alat peraga gambar
tokoh pejuang Adapun pelaksanaannya dilaksanakan dengan prosedur sebagai
berikut :
Tahap |
Fokus |
Kegiatan Guru |
Kegiatan Siswa |
Kegiatan Awal
|
Memotivasi Siswa dan Apersepsi |
1. Membuka pelajaran 2. Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan
serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya
jawab 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
pertemuan hari ini 4. Menyampaikan gambaran inti pembelajaran. |
1. Menjawab salam pembukaan dari guru. 2. Menjawab pertanyaan guru sesuai dengan
pengetahuan awal 3. Memperhatikan penjelasan guru 4. Memperhatikan Penjelasan Guru |
Kegiatan Inti |
Meningkatkan kemampuan siswa
tentang pemahaman sejarah perjuangan. |
1. Guru membagi siswa dalam dua kelompok. 2. Mempersiapkan dua deretan bangku yang
disusun memanjang ke belakang, masing-masing diberi tanda A dan B. 3. Meletakkan 7 buah atau lebih gambar tentang
tokoh pejuang yang berbeda-beda dan memberi nomor urut gambar. 4. Memberi Tugas mengamati gambar yang terletak
di deretan meja yang sama dengan kelompoknya. 5. Memberi Pertanyaan atau Kuis tentang
gambar tokoh yang ada diatas bangku. 6. Meminta siswa untuk berdiskusi tentang
tokoh tersebut serta membuat laporan. 7. Meminta Siswa untuk presentasi |
1.Siswa
Membagi menjadi 2 kelompok sesuai dengan perintah guru 2.Siswa Mengikuti perintah guru menyususn
bangku memanjang dan memberi Tanda A
dan B. 3.Siswa meletakkan gambar tokoh secara
berutan. 4.Siswa mengamatai setiap gambar tokoh dan
mengidentifikasinya 5.Siswa menjawab kuis dan bercerita
tentang tokoh 6.Siswa melakukan diskusi 7.Siswa presentasi |
Kegiatan akhir |
Memantapkan pemahaman siswa Perjuangan Tokoh tokoh |
1. Bersama siswa membahas temuan-temuan
dan mengambil sipulan. 2. Mengadakan Evaluasi |
1. Siswa membuat kesimpulan 2. Siswa mengerjakan soal evaluasi |
c.
Pengumpulan Data
Dari proses pelaksanaan perbaiakan pada
siklus 2 maka didapatkan data data sebagai berikut melalui lembar observasi yaitu
hasil pengamatan pada siklus pembelajaran I dapat diketahui pada tahap
awal setelah guru membuka pelajaran
dilanjutkan dengan memberikan pertanyaan pancingan kepada siswa tentang Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan
Jepang dengan memberikan pertanyaan Bangsa mana yang pernah menjajah indonesia
? Kapan mereka menjajah ? Siapakah tokoh perjuangan yang melawan penjajah
belanda dan Jepang ? dari hasil pengamatan diketahui bahwa siswa kurang
antusias untuk menjawab pertanyaan itu, hal itu bisa di sebabkan karena siswa
belum mempunyai pengetahuan awal sama sekali tentang Tokoh Tokoh perjuangan
pada Zaman Belanda dan Jepang hanya 2 siswa yang mencoba menjawab walaupun
masih dalam kategori salah. Kegiatan
selanjutnya yang dilakukukan oleh guru adalah guru menyampaikan Tujuan
pembelajaran serta gambaran inti dari pembelajaran. Kegiatan ini siswa sedikit
ada perubahan sikap agak memperhatikan
secara serius. Dari analisis pengamat tahapan ini guru menggunakan
metode Problem Based learning yaitu guru memberikan masalah dengan
memberikan pertanyaan.
Pada tahap inti Guru mempersiapkan
pembentukan kelompok sesuai dengan urutan absen dan meminta siswa duduk sesuai
dengan deretan bangku. Kemudian guru meminta siswa untuk menata tempat duduk
sesuai dengan jumlah kelompok masing masing, Dalam penataan bangku berderet
kebelakang ini siswa kesulitan untuk menata karena guru tidak menjelaskan
jumlah bangku yang ditata berapa sesuai dengan jumlah kelompok dan belum
memberikan nama kelompok. Kegiatan selanjutnya Kemudian guru memulai menata
gambar tokoh tokoh perjuangan jaman belanda dan Jepang di atas meja secara
berurutan. Dari pengamatan observer diketahui fase ini siswa tidak bisa menata
sesuai dengan baik karena guru lupa memberikan nomor urut pada gambar tokoh
tokoh perjuangan tersebut. Kemudian guru meminta siswa untuk mengamati satu
persatu gambar yang sudah ada didepan mereka. Setelah itu memulai langkah
memberikan pertanyaan atau kuis dengan cara menunjukk kelompok apa yang akan
menjawab dengan pertanyaan seperti ini contoh ini “ Kelompok A, Jelaskan Gambar
siapa yang ada berada pada nomor urut 5 dan jelaskan perjuangan beliau pada
masa penjajahan belanda dan jepang ? Dari catatan observer pada fase ini agak
berjalan dengan baik tetapi menimbulkan kegaduhan karena siswa takut mendapat
giliran untuk menjawab pertanyaan secara individual dan tidak boleh diwakilkan
oleh kelompok tersebut. Langkah selanjutnya adalah guru meminta siswa untuk
berdiskusi dengan teman sekelompok tentang Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman
Belanda dan Jepang dengan jalan menceritakan dan mendiskusikan semua gambar
yang tersedia. Namun masih banyak siswa yang belum bisa berdiskusi dengan teman
kelompoknya karena takut. Setelah itu guru membimbing siswa untuk menyamakan
persepsi dengan jalan mempresentasikan hasil diskusi dengan teman sebangku
namun dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa kelompok yang sudah terbentuk
tidak dapat mempresentasikan hasil diskusinya secara keseluruhan karena terlalu
banyak tokoh yang harus dipresentasikan,
Pada tahap akhir guru menyimpulkan
hasil pembelajaran tentang Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang
dan siswa memperhatikan dengan seksama. Langkah kedua Mengevaluasi hasil
pembelajaran dengan cara memberikan evaluasi secara individu. Dari hasil
pembahasan hasil evaluasi dengan koreksi silang diketahui bahwa sebagian besar
siswa tidak bisa menjawab evaluasi.
Sebagai bahan untuk lebih dapat memahami tentang perjuangan tokoh tokoh
perjuangan maka, guru memberikan tugas kepada
siswa untuk mencari Gambar gambar tokoh perjuangan selain yang sudah ada dalam
pelajaran pertama.
d.
Refleksi (Analisis dan Interpretasi)
Berdasarkan data hasil pengumpulan pada
siklus 2 dapat diketahui bahawa tahap awal semua fase dapat dijalankan dengan
lancar. baik yang dilakukan guru maupun
respon siswa sudah sesuai dengan harapan. Pada
tahap Inti hanya 3 fase yang berhasil tetapi pada fase yang lain gagal. Fase
itu ada Fase meletakkan gambar secara berurutan, fase itu gagal karena guru
lupa memberikan nomor urut pada gambar peraga atau gambar tokoh pejuang sehinga
siswa kesulitan untuk menentukan mana gambar yang dahulukan dan mana gambar
yang diletakkan belakang. Hal ini bisa diselesaikan dengan cara memberikan
nomer urut pada gambar yang sudah ditentukan sehingga siswa tinggal menyusun
gambar sesuai urutan nomor dan urutan bangku. Fase selanjutkan yang tidak
berhasil adalah fase kuis atau pemberian pertanyaan kepada siswa yang sudah
mengetahui nomor urut gambar. Fase ini gagal karena ketidak siapan siswa dalam
menjawab pertanyaan atau kuis yang disampaikan guru, karena proses penunjukkan
siapa yang harus menjawab pertanyaan dan gambar apa yang harus dijelaskan oleh
siswa secara acak dan mendadak sehingga
bagi siswa yang tidak siap dan tidak mau membaca maka, siswa kesulitan. Untuk
mengatasi hal tersebut maka perlu waktu dan kesempatan bagi siswa untuk
mendalami sejarah perjuangan para tokoh pejuang
yang terdapat dalam gambar sebagai alat peraga, sehingga dengan
penguasaan pengetahuan awal yang cukup maka siswa dapat menjawab kuis dengan
baik.
Fase yang gagal selanjutnya adalah
kegiatan diskusi tentang sejarah pejuang dalam gambar peraga, kegagalan fase
ini merupakan masalah klasik yaitu siswa tidak terbiasa berdiskusi untuk
mengungkapkan pendapat sehingga proses berjalannya diskusi tidak bisa berjalan
dengan lancar dan siswa kesulitan membuat laporan karena guru sebelumnya tidak
menjelaskan bagaimana format pembuatan laporannya. Kesulitan pembuatan laporan
banyak disebabkan karena ketidakbiasaan siswa unutuk menulis dan mengarang
sehingga proses pembuatan laporan sangat lambat dan memakan banyak waktu. Fase
selanjutnya yang tidak berhasil adalah fase presentasi tentang gambar tokoh
pejuang sebagai alat peraga. Hal di sebabkan karena ketidaksiapan siapa yang
ditunjuk untuk melakukan presentasi gambar gambar yang mereka pegang karena
setiap kelompok mempunyai gambar yang berbeda beda. Selain itu faktor psikis
atau mental yang tidak siap bagi siswa untuk duduk didepan temannya, hal ini
bisa diatasi dengan jalan memberikan motivasi secara terus menerus tentang bagaimana cara presentasi dan bagaimana menghilangkan grogi atau gemetar.
Pada tahap akhir semua
fase dapat dijalankan dengan baik
Dari hasil test dapat diketahui bahwa keberhasilan siswa mencapai nilai
84,2 persen sedangkan 15,8 persen siswa mempunyai nilai dibawah standart. Fase yang termasuk kategori
berhasil adalah pembahasan kesimpulan
tentang tokoh pejuang dan membuat kesimpulan dan evaluasi.
3.
SIKLUS 3
a.
Perencanaan
Berdasarkan
hasil refleksi pada Siklus Ke 2 maka, dibuat perencanaan perbaikan
pembelajaran pada siklus yang ke 3
sebagai berikut yaitu Selama pelaksanaan
pengamatan dari awal percobaan sampai akhir pembelajaran diamati dan dicatat
oleh pengamat dengan struktur sebagai berikut : Yaitu tahap awal, Tahap
inti dan tahap akhir. Pengamat mencatat dalam lembar observasi yang
telah disediakan. Dalam pembelajaran IPS tentang perjuangan tokoh perjuangan pada
zaman penjajahan Belanda dan Jepang
siklus I dicatat sebagai berikut :
Kegiatan guru
pada Kegiatan awal : 1) Membuka pelajaran 2) Memotivasi siswa dengan
cara menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa
dengan cara tanya jawab 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari
ini 4). Menyampaikan gambaran inti
pembelajaran.
Kegiatan guru
pada tahap Inti : 1) Guru membagi siswa dalam dua kelompok. 2) Mempersiapkan
dua deretan bangku yang disusun memanjang ke belakang, masing-masing diberi
tanda A dan B. 3) Meletakkan 7 buah atau lebih gambar tentang tokoh pejuang
yang berbeda-beda dan memberi nomor urut gambar. 4) Memberi Tugas mengamati
gambar yang terletak di deretan meja yang sama dengan kelompoknya. 5) Memberi
Pertanyaan atau Kuis tentang gambar tokoh yang ada diatas bangku. 6) Meminta
siswa untuk berdiskusi tentang tokoh tersebut serta membuat laporan. 7) Meminta
Siswa untuk presentasi Kegiatan Guru pada tahap Akhir : 1) Bersama siswa
membahas temuan-temuan dan mengambil simpulan. 2) Mengadakan Evaluasi.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pada siklus
yang ke 3 ini dilaksanakan dengan Langkah langkah Pembelajaran dengan
menggunakan metode alat peraga gambar tokoh pejuang Adapun pelaksanaannya
dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :
Tahap |
Fokus |
Kegiatan Guru |
Kegiatan Siswa |
Kegiatan Awal
|
Memotivasi Siswa dan Apersepsi |
1. Membuka pelajaran 2. Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan
serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya
jawab 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
pertemuan hari ini 4. Menyampaikan gambaran inti pembelajaran. |
1. Menjawab salam pembukaan dari guru. 2. Menjawab pertanyaan guru sesuai dengan
pengetahuan awal 3. Memperhatikan penjelasan guru 4. Memperhatikan Penjelasan Guru |
Kegiatan Inti |
Meningkatkan kemampuan siswa
tentang pemahaman sejarah perjuangan. |
1. Guru membagi siswa dalam dua kelompok. 2. Mempersiapkan dua deretan bangku yang
disusun memanjang ke belakang, masing-masing diberi tanda A dan B. 3. Meletakkan 7 buah atau lebih gambar tentang
tokoh pejuang yang berbeda-beda dan memberi nomor urut gambar. 4. Memberi Tugas mengamati gambar yang terletak
di deretan meja yang sama dengan kelompoknya. 5. Memberi Pertanyaan atau Kuis tentang
gambar tokoh yang ada diatas bangku. 6. Meminta siswa untuk berdiskusi tentang
tokoh tersebut serta membuat laporan. 7. Meminta Siswa untuk presentasi |
1.Siswa
Membagi menjadi 2 kelompok sesuai dengan perintah guru 2.Siswa Mengikuti perintah guru menyususn
bangku memanjang dan memberi Tanda A
dan B. 3.Siswa meletakkan gambar tokoh secara
berutan. 4.Siswa mengamatai setiap gambar tokoh dan
mengidentifikasinya 5.Siswa menjawab kuis dan bercerita
tentang tokoh 6.Siswa melakukan diskusi 7.Siswa presentasi |
Kegiatan akhir |
Memantapkan pemahaman siswa Perjuangan Tokoh
tokoh |
1. Bersama siswa membahas temuan-temuan
dan mengambil sipulan. 2. Mengadakan Evaluasi |
1. Siswa membuat kesimpulan 2. Siswa mengerjakan soal evaluasi |
c.
Pengumpulan Data
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus pembelajaran III maka didapatkan
data sebagai berikut : Pada tahap awal
setelah guru membuka pelajaran dilanjutkan dengan memberikan pertanyaan
pancingan kepada siswa tentang Tokoh
Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang dengan memberikan pertanyaan
Bangsa mana yang pernah menjajah indonesia ? Kapan mereka menjajah ? Siapakah
tokoh perjuangan yang melawan penjajah belanda dan Jepang ? dari hasil
pengamatan diketahui bahwa siswa kurang antusias untuk menjawab pertanyaan itu,
hal itu bisa disebabkan karena siswa belum mempunyai pengetahuan awal sama
sekali tentang Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang hanya 2
siswa yang mencoba menjawab walaupun masih dalam kategori salah. Kegiatan selanjutnya yang dilakukukan oleh
guru adalah guru menyampaikan Tujuan pembelajaran serta gambaran inti dari
pembelajaran.
Pada tahap inti Guru mempersiapkan
pembentukan kelompok sesuai dengan urutan absen dan meminta siswa duduk sesuai
dengan deretan bangku. Kemudian guru meminta siswa untuk menata tempat duduk
sesuai dengan jumlah kelompok masing masing, Dalam penataan bangku berderet
kebelakang ini siswa tidak kesulitan untuk menata karena guru sudah menjelaskan jumlah bangku yang ditata berapa
sesuai dengan jumlah kelompok dan sudah memberikan nama kelompok. Kegiatan
selanjutnya Kemudian guru memulai menata gambar tokoh tokoh perjuangan jaman
belanda dan Jepang di atas meja secara berurutan. Dari pengamatan observer
diketahui fase ini siswa tidak bisa menata sesuai dengan baik karena guru lupa
memberikan nomor urut pada gambar tokoh tokoh perjuangan tersebut. Kemudian
guru meminta siswa untuk mengamati satu persatu gambar yang sudah ada didepan mereka.
Setelah itu memulai langkah memberikan pertanyaan atau kuis dengan cara
menunjukk kelompok apa yang akan menjawab dengan pertanyaan seperti ini contoh
ini “ Kelompok A, Jelaskan Gambar siapa yang ada berada pada nomor urut 5 dan
jelaskan perjuangan beliau pada masa penjajahan belanda dan jepang ? Dari
catatan observer pada fase ini agak berjalan dengan baik tetapi menimbulkan
kegaduhan karena siswa takut mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan secara
individual dan tidak boleh diwakilkan oleh kelompok tersebut. Langkah
selanjutnya adalah guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sekelompok
tentang Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang dengan jalan
menceritakan dan mendiskusikan semua gambar yang tersedia. Namun masih banyak siswa
yang belum bisa berdiskusi dengan teman kelompoknya karena takut. Setelah itu
guru membimbing siswa untuk menyamakan persepsi dengan jalan mempresentasikan
hasil diskusi dengan teman sebangku namun dari hasil pengamatan menunjukkan
bahwa kelompok yang sudah terbentuk tidak dapat mempresentasikan hasil
diskusinya secara keseluruhan karena terlalu banyak tokoh yang harus
dipresentasikan,
Pada tahap akhir guru menyimpulkan
hasil pembelajaran tentang Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang
dan siswa memperhatikan dengan seksama. Langkah kedua Mengevaluasi hasil
pembelajaran dengan cara memberikan evaluasi secara individu. Dari hasil
pembahasan hasil evaluasi dengan koreksi silang diketahui bahwa sebagian besar
siswa tidak bisa menjawab evaluasi.
Sebagai bahan untuk lebih dapat memahami tentang perjuangan tokoh tokoh
perjuangan maka, guru memberikan tugas
kepada siswa untuk mencari Gambar gambar tokoh perjuangan selain yang sudah ada
dalam pelajaran pertama.
d.
Refleksi (Analisis dan Interpretasi)
Pada tahap awal ada satu fase yang
gagal yaitu fase tanya jawab awal tentang tokoh tokoh perjuangan pada zaman
penjajah belanda dan jepang. Untuk mengatasi hal tersebut hendaknya sebelum
proses belajar mengajar tentang Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan
Jepang di mulai, guru memberikan penjelasan tentang materi apa yang akan
dipelajari pada pembelajaran sebelumnya dan guru meminta siswa untuk membacanya
lebih buku tentang Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang di
rumah sehingga siswa mempunyai pengetahuan awal yang cukup.
Pada tahap Inti hanya dua fase yang
berhasil tetapi pada fase yang lain gagal. Fase itu antara lain Siswa tidak
dapat membentuk deretan bangku ke belakang karena guru sebelumnya tidak
menjelaskan jumlah bangku dan guru tidak memberi nama kelompok yang sudah
dibentuk sehingga siswa kesulitan untuk menentukan kelompok apa di tempat yang
mana ?. Fase selanjutnya yang gagal
adalah Fase meletakkan gambar secara berurutan, fase gagal karena guru lupa
memberikan nomor urut pada gambar peraga atau ambar tokoh pejuang sehinga siswa
kesulitan untuk menentukan mana gambar yang dahulukan dan mana gambar yang
diletakkan belakang. Hal ini bisa diselesaikan dengan cara memberikan nomer
urut pada gambar yang sudah ditentukan sehingga siswa tinggal menyusun gambar
sesuai urutan nomor dan urutan bangku. Fase selanjutkan yang tidak berhasil
adalah fase kuis atau pemberian pertanyaan kepada siswa yang sudah mengetahui
nomor urut gambar. Fase ini gagal karena ketidak siapan siswa dalam menjawab
pertanyaan atau kuis yang disampaikan guru, karena proses penunjukkan siapa
yang harus menjawab pertanyaan dan gambar apa yang harus dijelaskan oleh
siswa secara acak dan mendadak sehingga
bagi siswa yang tidak siap dan tidak mau membaca maka, siswa kesulitan. Untuk
mengatasi hal tersebut maka perlu waktu dan kesempatan bagi siswa untuk
mendalami sejarah perjuangan para tokoh pejuang
yang terdapat dalam gambar sebagai alat peraga, sehingga dengan penguasaan
pengetahuan awal yang cukup maka siswa dapat menjawab kuis dengan baik.
Fase yang gagal selanjutnya adalah
kegiatan diskusi tentang sejarah pejuang dalam gambar peraga, kegagalan fase
ini merupakan masalah klasik yaitu siswa tidak terbiasa berdiskusi untuk
mengungkapkan pendapat sehingga proses berjalannya diskusi tidak bisa berjalan
dengan lancar dan siswa kesulitan membuat laporan karena guru sebelumnya tidak
menjelaskan bagaimana format pembuatan laporannya. Kesulitan pembuatan laporan
banyak disebabkan karena ketidakbiasaan siswa unutuk menulis dan mengarang
sehingga proses pembuatan laporan sangat lambat dan memakan banyak waktu. Fase
selanjutnya yang tidak berhasil adalah fase presentasi tentang gambar tokoh
pejuang sebagai alat peraga. Hal di sebabkan karena ketidaksiapan siapa yang ditunjuk
untuk melakukan presentasi gambar gambar yang mereka pegang karena setiap
kelompok mempunyai gambar yang berbeda beda. Selain itu faktor psikis atau
mental yang tidak siap bagi siswa untuk duduk didepan temannya, hal ini bisa
diatasi dengan jalan memberikan motivasi secara terus menerus tentang bagaimana cara presentasi dan bagaimana menghilangkan grogi atau gemetar.
Pada tahap akhir ada satu fase yang gagal yaitu test atau evaluasi siswa. Dari hasil test dapat
diketahui bahwa keberhasilan siswa hanya 68,4 persen sedangkan 31,6 persen
siswa mempunyai nilai dibawah standart.
Fase yang termasuk kategori berhasil
adalah pembahasan kesimpulan tentang tokoh pejuang dan membuat
kesimpulan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL PENELITIAN
1. SIKLUS I
Dari hasil pengamatan yang sudah
lakukan oleh teman sejawat dari tahapan awal sampai tahapan akhir tentang keterlibatan guru dan siswa dalam
pembelajaran tersebut dapat diketahui bahwa dari 13 aspek keterlibatan siswa serta proporsi
ketercapaiannya dapat digambarkan sebagai berikut : Pada tahap awal hanya satu
fase yang tidak dapat berjalan dengan baik yaitu fase tanya jawab awal sedang
fase yang lain berhasil karena hal tersebut sudah sering dilakukan dan bukan
hal yang baru kegiatan tersebut yaitu Membuka pelajaran, Memotivasi siswa
dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan
siswa dengan cara tanya jawab,
Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini, Menyampaikan gambaran inti pembelajaran.
Pada tahap inti hanya dua fase yang
berhasil yaitu pembentukan kelompok yang diurutkan sesuai dengan nomor absen
dibagi dua kelompok, dan siswa sudah bisa karena siswa semua mengetahui nomor
absennya berapa dan dia ada di kelompok mana. Fase yang dapat dikatakan
berhasil lagi adalah fase proses pengamatan gambar gambar tokoh tokoh
perjuangan yang sudah ada dihadapan mereka, karena alat agambar sudah tersedia.
Sedankan fase yang lain gagal.
Pada tahap akhir dari hasil
pengamatan dapat diketahui bahwa dari 2 aspek yang menjadi pengamatan haya satu
fase yang berhasil yaitu pembahasan hasil diskusi dan pengambilan kesimpulan.
Sedangkan pada tahap evaluasi tidak berhasil.
Dari seluruh proses pembelajaran dapat dikalkulasi bahwa pada tahap awal
hanya dua fase, tahap inti satu fase dan tahap akhir satu fase. Dengan demikian
dari 13 fase pembelajaran yang ini dicapai hanya 6 fase yang menunjukkan
keberhasilan pembelajaran jika dihitung hanya 46 persen keberhasilan guru dalam
proses pembelajaran tersebut.
Adapun kemampuan siswa dalam pemahaman Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman
Belanda dan Jepang pada siklus I dapat dilihat di tabel berikut :
Tabel 1
Hasil
Evaluasi Siklus I
No |
Nama Siswa |
Nilai Siklus I |
Kemampuan |
Nilai tertinggi/Terendah |
1 |
Dwi riyan |
5 |
- |
|
2 |
Indra |
4 |
- |
Terendah |
3 |
Novi A |
6 |
+ |
|
4 |
Riki Budi |
7 |
+ |
|
5 |
Aprilia |
6 |
+ |
|
6 |
Anto |
5 |
- |
|
7 |
Andi |
6 |
+ |
|
8 |
Dedik |
6 |
+ |
|
9 |
Edo |
5 |
- |
|
10 |
Fajar |
5 |
- |
|
11 |
Khoiron |
7 |
+ |
|
12 |
Lilin |
8 |
+ |
|
13 |
Moh Dwi |
8 |
+ |
|
14 |
Novita sari |
9 |
+ |
Tertinggi |
15 |
Reny |
7 |
+ |
|
16 |
Rany |
7 |
+ |
|
17 |
Shinta |
6 |
+ |
|
18 |
Saftiaji |
4 |
- |
|
19 |
Maya |
6 |
+ |
|
Jumlah |
117 |
|
|
|
Rata-rata |
6,16 |
|
|
Dari tabel diatas dapat diketahui
bahwa nilai rata rata siswa adalah 6,16 dengan nilai tertinggi 9 dan nilai
terendah 4. Dari 19 siswa tersebut diketahui siswa yang mendapatkan nilai
kurang dari 6 adalah 6 siswa atau 31,6 persen dan siswa yang mendapatkan nilai
6 ke atas adalah 13 siswa atau 68,4 persen.
2. SIKLUS
2
Dari hasil pengamatan yang sudah lakukan oleh teman sejawat dari tahapan
awal sampai tahapan akhir tentang
keterlibatan guru dan siswa dalam pembelajaran tersebut dapat diketahui bahwa
dari 13 aspek keterlibatan siswa serta
proporsi ketercapaiannya dapat digambarkan sebagai berikut : Pada tahap awal
semua fase sudah dapat lakuka dengangan baik, sedang fase yang lain sudah dapat
dilakukan pada siklus pertama seingga pada siklus ke 2 tidak ada kendala.
Selain itu keberhasil tersebut tersebut sudah sering dilakukan dan bukan hal
yang baru kegiatan tersebut yaitu Membuka pelajaran, Memotivasi siswa dengan
cara menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa
dengan cara tanya jawab, Menyampaikan
tujuan pembelajaran pertemuan hari ini,
Menyampaikan gambaran inti pembelajaran.
Pada tahap inti hanya 3 fase
yang berhasil yaitu pembentukan kelompok yang diurutkan sesuai dengan nomor
absen dibagi dua kelompok, dan siswa sudah bisa karena siswa semua mengetahui
nomor absennya berapa dan dia ada di kelompok mana. Fase yang dapat dikatakan
berhasil lagi adalah fase proses pengamatan gambar gambar tokoh tokoh perjuangan
yang sudah ada dihadapan mereka, karena alat agambar sudah tersedia. Pada fase
persiapan pembentukan deretan bangku dan pemberian nama kelompok sudah dapat
derjalan dengan baik Sedangkan fase yang lain masih gagal.
Pada tahap akhir dari hasil
pengamatan dapat diketahui bahwa dari 2 aspek yang menjadi pengamatan keduanya
sudah dapat dilakukan dengan baik atau
berhasil yaitu pembahasan hasil diskusi, pengambilan kesimpulan dan evaluasi.
Dari seluruh proses pembelajaran
dapat dikalkulasi bahwa pada tahap awal hanya dua fase, tahap inti satu fase
dan tahap akhir satu fase. Dengan demikian dari 13 fase pembelajaran yang ini
dicapai hanya 9 fase yang menunjukkan keberhasilan pembelajaran jika dihitung
mencapai 69,2 persen keberhasilan guru dalam proses pembelajaran tersebut.
Adapun pengukuran kemampuan
siswa dalam pemahaman Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang pada
siklus II dapat dilihat di tabel berikut :
Tabel 2
Hasil Evaluasi
Siklus II
No |
Nama Siswa |
Nilai Siklus I |
Kemampuan |
Nilai tertinggi/Terendah |
1 |
Dwi riyan |
5 |
- |
|
2 |
Indra |
5 |
- |
Terendah |
3 |
Novi A |
6 |
+ |
|
4 |
Riki Budi |
8 |
+ |
|
5 |
Aprilia |
7 |
+ |
|
6 |
Anto |
7 |
+ |
|
7 |
Andi |
7 |
+ |
|
8 |
Dedik |
7 |
+ |
|
9 |
Edo |
5 |
- |
|
10 |
Fajar |
6 |
+ |
|
11 |
Khoiron |
8 |
+ |
|
12 |
Lilin |
8 |
+ |
|
13 |
Moh Dwi |
8 |
+ |
|
14 |
Novita sari |
9 |
+ |
Tertinggi |
15 |
Reny |
7 |
+ |
|
16 |
Rany |
7 |
+ |
|
17 |
Shinta |
7 |
+ |
|
18 |
Saftiaji |
6 |
+ |
|
19 |
Maya |
6 |
+ |
|
Jumlah |
129 |
|
|
|
Rata-rata |
6,79 |
|
|
Dari tabel diatas dapat diketahui
bahwa nilai rata rata siswa adalah 6,79 dengan nilai tertinggi 9 dan nilai
terendah 4. Dari 19 siswa tersebut diketahui siswa yang mendapatkan nilai
kurang dari 6 adalah 7 siswa atau 36,8 persen dan siswa yang mendapatkan nilai
6 ke atas adalah 12 siswa atau 63,2 persen.
3.
SIKLUS 3
Dari
hasil pengamatan yang sudah lakukan oleh teman sejawat dari tahapan awal sampai
tahapan akhir tentang keterlibatan guru
dan siswa dalam pembelajaran tersebut dapat diketahui bahwa dari 13 aspek keterlibatan siswa serta proporsi
ketercapaiannya dapat digambarkan sebagai berikut : Pada tahap awal semua fase
dapat berjalan dengan baik yaitu fase tanya jawab awal sedang fase yang lain
berhasil dari siklus 1 sampai 2 karena hal tersebut sudah sering dilakukan dan
bukan hal yang baru kegiatan tersebut yaitu Membuka pelajaran, Memotivasi siswa
dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan
siswa dengan cara tanya jawab,
Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini, Menyampaikan gambaran inti pembelajaran. Pada
tahap inti hanya 5 yang berhasil yaitu pembentukan kelompok yang diurutkan
sesuai dengan nomor absen dibagi dua kelompok, dan siswa sudah bisa karena
siswa semua mengetahui nomor absennya berapa dan dia ada di kelompok mana. Fase
yang dapat dikatakan berhasil lagi adalah fase proses pengamatan gambar gambar
tokoh tokoh perjuangan yang sudah ada dihadapan mereka, karena alat gambar
sudah tersedia. Dan Memberi
Tugas mengamati gambar yang terletak di deretan meja yang sama dengan
kelompoknya. Fase yan kelima
yaitu Memberikan Pertanyaan atau Kuis tentang gambar tokoh yang ada diatas
bangku dapat berjalan dengan baik.
Pada tahap akhir dari hasil
pengamatan dapat diketahui bahwa dari 2 aspek yang menjadi pengamatan semua
fase dapat berjalan dengan baik yaitu pembahasan hasil diskusi dan pengambilan
kesimpulan. Dan proses evaluasi.
Dari seluruh proses pembelajaran dapat
dikalkulasi bahwa pada tahap awal hanya dua fase, tahap inti satu fase dan
tahap akhir satu fase. Dengan demikian dari 13 fase pembelajaran yang ini
dicapai hanya 2 yang tidak berhasil dalam pembelajaran. Jika dihitung
keberhasilan guru mencapai 84,6 persen.
Adapun kemampuan siswa dalam
pemahaman Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang pada siklus III
dapat dilihat di tabel berikut :
Tabel 3
Hasil Evaluasi
Siklus III
No |
Nama Siswa |
Nilai Siklus I |
Kemampuan |
Nilai tertinggi/Terendah |
1 |
Dwi riyan |
7 |
+ |
|
2 |
Indra |
5 |
- |
Terendah |
3 |
Novi A |
7 |
+ |
|
4 |
Riki Budi |
8 |
+ |
|
5 |
Aprilia |
8 |
+ |
|
6 |
Anto |
6 |
+ |
|
7 |
Andi |
6 |
+ |
|
8 |
Dedik |
7 |
+ |
|
9 |
Edo |
7 |
+ |
|
10 |
Fajar |
6 |
+ |
|
11 |
Khoiron |
7 |
+ |
|
12 |
Lilin |
9 |
+ |
|
13 |
Moh Dwi |
9 |
+ |
|
14 |
Novita sari |
10 |
+ |
Tertinggi |
15 |
Reny |
7 |
+ |
|
16 |
Rany |
7 |
+ |
|
17 |
Shinta |
8 |
+ |
|
18 |
Saftiaji |
5 |
- |
|
19 |
Maya |
7 |
+ |
|
Jumlah |
136 |
|
|
|
Rata-rata |
7,16 |
|
|
Dari
tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata rata siswa adalah 7,16 dengan
nilai tertinggi 9 dan nilai terendah 4. Dari 19 siswa tersebut diketahui siswa
yang mendapatkan nilai kurang dari 6 adalah 6 siswa atau 31,6 persen dan siswa
yang mendapatkan nilai 6 ke atas adalah 13 siswa atau 68,4 persen.
B.
PEMBAHASAN
1.
SIKLUS 1
Berdasarkan hasil penelitian pada
siklus 1 dapat diketahui bahwa nilai rata rata siswa adalah 6,16 dengan nilai
tertinggi 9 dan nilai terendah 4. Dari 19 siswa tersebut diketahui siswa yang
mendapatkan nilai kurang dari 6 adalah 6 siswa atau 31,6 persen dan siswa yang
mendapatkan nilai 6 ke atas adalah 13 siswa atau 68,4 persen.
Dengan perbaikan pembelajaran yang
sudah lakukan dengan menggunakan alat peraga pada mata pelajaran IPS hasilnya
belum menunjukkan nilai yang signifikan hal ini disebabkan karena siswa sebagai
subjek penelitian belum memahami secara menyeluruh tentang proses perbaikan
pembelajaran ini, yang kedua ketidak siapan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran yang peneliti lakukan hal ini disebabkan karena sikap mengajar
guru yang sudah sejian lama terbentuk menggunak metode metode konvensional. Ketidaksiapan
ini tersebut dapat dilihat dari data observasi tentang keberhasilan guru dalam
pembelajaran.
Dari seluruh proses perbaikan pembelajaran dapat dikalkulasi bahwa pada
tahap awal hanya dua fase, tahap inti satu fase dan tahap akhir satu fase.
Dengan demikian dari 13 fase pembelajaran yang ini dicapai hanya 6 fase yang
menunjukkan keberhasilan pembelajaran jika dihitung hanya 46 persen
keberhasilan guru dalam proses pembelajaran tersebut.
Hal ini sesuai
dengan pendapat (Sudjana, 2002: 99-100) dalam bukunya Dasar-dasar Proses belajar
mengajar a). Penggunaan alat peraga
dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai
fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar
yang efektif. b). Penggunaan
alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar.
c). Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi
pelajaran. d). Alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau
bukan sekedar pelengkap. e). Alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan
untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap
pengertian yang diberikan guru. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran
diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
2.
SIKLUS 2
Setelah melihat hasil perbaikan
penelitian pada siklus 2 didapatkan hasil perkembangan prestasi siswa sebagai
berikut bahwa nilai rata rata siswa adalah 6,79 dengan nilai tertinggi 9 dan
nilai terendah 4. Dari 19 siswa tersebut diketahui siswa yang mendapatkan nilai
kurang dari 6 adalah 7 siswa atau 36, 8persen dan siswa yang mendapatkan nilai
6 ke atas adalah 12 siswa atau 63,2 persen.
Jika dibandingkan dengan proses
perbaikan prestasi pada siklus 1 terlihat jelas peningkatan prestasi belajar
siswa yang cukup bagus dari 68,4 % yang mendapat nilai diatas 6 sekarang
menjadi 84,2 %.
Sedangkan dilihat dari keberhasilan
tindakan oleh guru sebagai peneliti proses pembelajaran dapat dikalkulasi bahwa
pada tahap awal hanya dua fase, tahap inti satu fase dan tahap akhir satu fase.
Dengan demikian dari 13 fase pembelajaran yang ini dicapai hanya 9 fase yang
menunjukkan keberhasilan pembelajaran jika dihitung mencapai 69,2 persen
keberhasilan guru dalam proses pembelajaran tersebut. Jika dilihat dari proses
perbaikan keberhasilan guru sebagai peneliti dari nilai 46 % menjadi 69,2 %. Hal ini menunjukkan
bahwa terjadi linieritas antara pencapaian prestasi siswa dalam mata pelajaran
IPS dengan keberhasilan tindakan guru dalam pembelajaran menggunakan alat
peraga. Hal ini namapak jelas keseuaian apa yang di samapaikan oleh (R.M.
Soelarko, 1995: 6) bahwa Fungsi dari alat peraga ialah memvisualisasikan
sesuatu yang tidak dapat dilihat atau sukar dilihat, hingga nampak jelas dan
dapat menimbulkan pengertian atau meningkatkan persepsi seseorang.
3.
SIKLUS 3
Pada
siklus yang ketiga nampak jelas perubahan prestasi belajar siswa bahwa nilai
rata rata siswa adalah 7,16 dengan nilai tertinggi 9 dan nilai terendah 4. Dari
19 siswa tersebut diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 6 adalah 6
siswa atau 31,6 persen dan siswa yang mendapatkan nilai 6 ke atas adalah 13
siswa atau 68,4 persen.
Dari seluruh proses pembelajaran dapat dikalkulasi bahwa pada tahap awal
hanya dua fase, tahap inti satu fase dan tahap akhir satu fase. Dengan demikian
dari 13 fase pembelajaran yang ini dicapai hanya 2 yang tidak berhasildalam
pembelajaran. Jika dihitung keberhasilan guru mencapai 84,6 persen.
Dengan kondisi
pencapaian prestasi belajar 7,16 maka, sudah cukup untuk membuktikan bahwa alat
peraga memang sangat berpengaruh pada pencapaian prestasi belajar. Sesuai
dengan pendapat (Sudjana, 2002: 99-100) dalam bukunya Dasar-dasar Proses
belajar mengajar a). Penggunaan alat
peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi
mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar
mengajar yang efektif. b). Penggunaan
alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar.
c). Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi
pelajaran. d). Alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau
bukan sekedar pelengkap. e). Alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan
untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap
pengertian yang diberikan guru. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran
diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
Grafik 4.1. Peningkatan Prestasi
Belajar siswa siklus 1 s/d 3
Dengan hasil tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa penggunaan metode Alat Peraga dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang Tokoh
pejuang dalam menghadapi penjajah belanda dan jepang.
Berdasarkan hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran menggunakan metode
alat peraga yang terdiri dari 3 siklus yang dilakukan oleh peneliti dan siswa
sebagai subjek penelitian maka didapatkan data sebagai berikut :
Grafik 4.2. Grafik Peningkatan
perbaikan pembelajaran
BAB V
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analis dan pembahasan maka dapat di
simpulkan bahwa penggunaan metode alat peraga dapat meningkatkan pemahaman
konsep IPS pada siswa kelas V semester II SDN Mergosari 01 Tahun Ajaran 2008 di
Kecamatan Tarik - Kabupaten Sidoarjo.
B.
SARAN
Berdasarkan
hasil temuan dan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode bervariasi maka
disarankan :
a. Kepala
sekolah hendaknya memberikan
pembinaan kepada guru guru bidang Sosial unutuk mempertimbangkan penggunaan
metode Alat Peraga.
b. Bagi guru
bidang studi Sosial untuk dapat menggunakan metode Alat Peraga dan
disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.
c. Bagi teman sejawat sebagai observer yang
akan melaksanakan penelitian hendaknya lebih memperhatikan ketelitian dalam
penyusunan langkah langkah dalam prosedur PTK.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen pendidikan Nasional 2007 ” Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan IPS”
Departemen pendidikan
Nasional 2007 ” Silabus Mata
Pelajaran IPS”
U. Usman, 1993. Upaya Optimalisasi kegiatan Belajar
Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
W. Rochiati, 2005. Metode
penelitian tindakan kelas, Bandung : PT Remaja Rosda karya.
Wardini J & N
Marsinah, 2007 ” Pemantapan Kemampuan
Profesional. Jakarta :
Universitas Terbuka.
www.Jurnalindonesia.online “Alat peraga sebagai metode pembelajaran IPS
” diakses tanggal 04 Mei 2008 jam 11.30.
Lembar
Observasi Oleh Observer (Siklus I)
No |
Kegiatan guru |
Ada |
Komentar |
Kegiatan Siswa |
Ada |
Komentar |
A |
Kegiatan Awal 1. Membuka pelajaran 2. Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan
serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya
jawab 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
pertemuan hari ini 4. Menyampaikan gambaran inti pembelajaran. |
Ada |
Guru tidak bisa memotivasi siswa sehinga siswa kurang tertarik menjawab
pertanyaan |
Kegiatan Awal 1. Menjawab salam pembukaan dari guru. 2. Menjawab pertanyaan guru sesuai dengan
pengetahuan awal 3. Memperhatikan penjelasan guru 4. Memperhatikan Penjelasan Guru |
Ada |
Siswa Mendengarkan dengan baik
tetapi belum merespon pertanyaan |
B |
Kegiatan Inti 1. Guru membagi siswa dalam dua kelompok. 2. Mempersiapkan dua deretan bangku yang
disusun memanjang ke belakang, masing-masing diberi tanda A dan B. 3. Meletakkan 7 buah atau lebih gambar tentang
tokoh pejuang yang berbeda-beda dan memberi nomor urut gambar. 4.
Memberi
Tugas mengamati gambar yang terletak di deretan meja yang sama dengan
kelompoknya. 5. Memberi Pertanyaan atau Kuis tentang
gambar tokoh yang ada diatas bangku. 6. Meminta siswa untuk berdiskusi tentang
tokoh tersebut serta membuat laporan. 7. Meminta Siswa untuk presentasi |
Ada |
|
Kegiatan Inti 1. Siswa
Membagi menjadi 2 kelompok sesuai dengan perintah guru 2. Siswa Mengikuti perintah guru menyususn
bangku memanjang dan memberi Tanda A
dan B. 3. Siswa meletakkan gambar tokoh secara
berutan. 4. Siswa mengamatai setiap gambar tokoh dan
mengidentifikasinya 5. Siswa menjawab kuis dan bercerita
tentang tokoh 6. Siswa melakukan diskusi 7. Siswa presentasi |
Ada |
|
C |
Kegiatan akhir 1. Bersama siswa membahas
temuan-temuan dan mengambil sipulan. 2. Mengadakan Evaluasi |
Ada |
Evaluasi belum berjalan dengan baik |
Kegiatan akhir 1. Siswa membuat kesimpulan 2. Siswa mengerjakan soal evaluasi |
ada |
Siswa belum mengerjakan evaluasi dengan baik |
Observer/Pengamat
S. RAHAYU NINGSIH, S.Pd
NIP. 131 049 701
Lembar
Observasi Oleh Observer (Siklus II)
No |
Kegiatan guru |
Ada |
Komentar |
Kegiatan Siswa |
Ada |
Komentar |
A |
Kegiatan Awal 1. Membuka pelajaran 2. Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan
serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya
jawab 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan
hari ini 4. Menyampaikan gambaran inti pembelajaran. |
Ada |
Guru Sudah menjalankan langkah awal dengan baik |
Kegiatan Awal 1.Menjawab salam pembukaan dari guru. 2.Menjawab pertanyaan guru sesuai dengan
pengetahuan awal 3.Memperhatikan penjelasan guru 4.Memperhatikan Penjelasan Guru |
Ada |
Siswa menikuti perintah dan bersikap pro aktif |
B |
Kegiatan Inti 1. Guru membagi siswa dalam dua kelompo 2. Mempersiapkan dua deretan bangku yang
disusun memanjang ke belakang, masing-masing diberi tanda A dan B. 3. Meletakkan 7 buah atau lebih gambar tentang
tokoh pejuang yang berbeda-beda dan memberi nomor urut gambar. 4. Memberi Tugas mengamati gambar yang terletak
di deretan meja yang sama dengan kelompoknya. 5. Memberi Pertanyaan atau Kuis tentang
gambar tokoh yang ada diatas bangku. 6. Meminta siswa untuk berdiskusi tentang
tokoh tersebut serta membuat laporan. 7. Meminta Siswa untuk presentasi |
Ada |
Guru Sudah bisa menjalankan fase demi fase dengan baik tetapi kurang jelas dalam
mengarahkan terutama fase 4 sampai 7 |
Kegiatan Inti 1. Siswa
Membagi menjadi 2 kelompok sesuai dengan perintah guru 2. Siswa Mengikuti perintah guru menyususn
bangku memanjang dan memberi Tanda A
dan B. 3. Siswa meletakkan gambar tokoh secara
berutan. 4. Siswa mengamatai setiap gambar tokoh dan
mengidentifikasinya 5. Siswa menjawab kuis dan bercerita
tentang tokoh 6. Siswa melakukan diskusi 7. Siswa presentasi |
Ada |
Sisa kurang bisa menjalankan instruksi guru terutama fase 4 sampai 7 |
C |
Kegiatan akhir 1. Bersama siswa membahas temuan-temuan
dan mengambil sipulan. 2. Mengadakan Evaluasi |
Ada |
Guru sudah bisa menjalankan tugas
dengan baik |
Kegiatan akhir 1. Siswa membuat kesimpulan 2. Siswa mengerjakan soal evaluasi |
Ada |
Siswa Pro aktif |
Observer/Pengamat
S. RAHAYU NINGSIH, S.Pd
NIP. 131 049 701
Lembar
Observasi Oleh Observer (Siklus III)
No |
Kegiatan guru |
Ada |
Komentar |
Kegiatan Siswa |
Ada |
Komentar |
A |
Kegiatan Awal 1. Membuka pelajaran 2. Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan
serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya
jawab 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
pertemuan hari ini 4. Menyampaikan gambaran inti pembelajaran. |
Ada |
Guru Sudah menjalankan langkah awal dengan baik |
Kegiatan Awal 1.Menjawab salam pembukaan dari guru. 2.Menjawab pertanyaan guru sesuai dengan
pengetahuan awal 3.Memperhatikan penjelasan guru 4.Memperhatikan Penjelasan Guru |
Ada |
Siswa menikuti perintah dan bersikap pro aktif |
B |
Kegiatan Inti 1. Guru membagi siswa dalam dua kelompok. 2. Mempersiapkan dua deretan bangku yang
disusun memanjang ke belakang, masing-masing diberi tanda A dan B. 3. Meletakkan 7 buah atau lebih gambar tentang
tokoh pejuang yang berbeda-beda dan memberi nomor urut gambar. 4. Memberi Tugas mengamati gambar yang terletak
di deretan meja yang sama dengan kelompoknya. 5. Memberi Pertanyaan atau Kuis tentang
gambar tokoh yang ada diatas bangku. 6. Meminta siswa untuk berdiskusi tentang
tokoh tersebut serta membuat laporan. 7. Meminta Siswa untuk presentasi |
Ada |
Guru Sudah bisa menjalankan fase demi fase dengan baik tetapi kurang jelas dalam
mengarahkan terutama fase 6 sampai 7 |
Kegiatan Inti 1.Siswa
Membagi menjadi 2 kelompok sesuai dengan perintah guru 2.Siswa Mengikuti perintah guru menyususn
bangku memanjang dan memberi Tanda A
dan B. 3.Siswa meletakkan gambar tokoh secara
berutan. 4.Siswa mengamatai setiap gambar tokoh dan
mengidentifikasinya 5.Siswa menjawab kuis dan bercerita
tentang tokoh 6.Siswa melakukan diskusi 7.Siswa presentasi |
Ada |
Sisa kurang bisa menjalankan instruksi guru terutama fase 6 sampai 7 |
C |
Kegiatan akhir 1.Bersama siswa membahas temuan-temuan
dan mengambil sipulan. 2.Mengadakan Evaluasi |
Ada |
Guru sudah bisa menjalankan tugas
dengan baik |
Kegiatan akhir 1.Siswa membuat kesimpulan 2.Siswa mengerjakan soal evaluasi |
Ada |
Siswa Pro aktif |
Observer/Pengamat
S. RAHAYU NINGSIH, S.Pd
NIP. 131 049 701
0 komentar:
Post a Comment